Konten Sosmed Soal Bekerja sambil Berlibur Bikin Resah Warga Indonesia di Australia

Konten Sosmed Soal Bekerja sambil Berlibur Bikin Resah Warga Indonesia di Australia
Bekerja di perkebunan sebagai pemetik dan pengepak mangga menjadi pilihan banyak pemegang WHV. (Foto: Koleksi Pribadi)

"Misalnya pengeluaran untuk beli mobil dan perawatannya," kata Izzy yang menceritakan salah satu temannya pernah tiga kali menabrak kangguru, sehingga harus keluar biaya cukup banyak untuk membawa mobil ke bengkel atau harus membayar denda tilang.

Felicia dan Izzy memutuskan membeli mobil karena lokasi kerja mereka di pedalaman tidak dilayani atau minim transportasi publik. 

Felicia memperhitungkan, pengeluaran per bulannya untuk kebutuhan primer saja kini sekitar AU$2.000.

"Itu bener-bener basic, belum termasuk [biaya] asuransi kesehatan, asuransi dan pajak mobil, biaya ke bengkel, dan kalau harus ke dokter gigi karena enggak ter-cover sama asuransi kesehatan, dan kalau mau beli-beli barang lainnya."

'Sebaiknya jangan berutang' 

Selain informasi tentang pendapatan dan pengeluaran yang tidak utuh, konten lain di media sosial yang menurut Izzy perlu ia tanggapi adalah soal wacana meminjam uang agar bisa berangkat ke Australia.

"Beberapa influencer [menyarankan] 'udah, pinjem duit aja atau jual aset aja di Indonesia nanti pas ke sini pasti balik modal kok' ... kalau aku pribadi sih justru jangan [seperti itu]."

"Memang tujuan dan background orang ke Aussie itu beda-beda, tapi menurut aku sebaiknya jangan berutang, karena berbeda dengan saat saya datang, sekarang cari kerjaan itu udah enggak segampang itu."

Izzy menceritakan bagaimana para pemegang WHV yang baru tiba tahun ini rata-rata kaget karena ada yang sampai sekarang masih "luntang-lantung belum dapat kerjaan."

Menurut pengamatan ABC Indonesia, sejumlah konten di Instagram dan TikTok sering menyebut mudahnya mencari pekerjaan bagi peserta WHV

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News