Konten Sosmed Soal Bekerja sambil Berlibur Bikin Resah Warga Indonesia di Australia

Konten Sosmed Soal Bekerja sambil Berlibur Bikin Resah Warga Indonesia di Australia
Bekerja di perkebunan sebagai pemetik dan pengepak mangga menjadi pilihan banyak pemegang WHV. (Foto: Koleksi Pribadi)

"Padahal ada yang yang [pergi ke Australia berbekal] pinjaman online dan sudah harus membayar cicilan dan sampai sekarang mereka belum kerja, belum terima gaji, ini lumayan membuat mereka stress."

Ia berpesan sebaiknya para pemegang WHV bisa menggunakan tenggang waktu satu tahun sejak visa dikabulkan hingga waktu keberangkatan untuk mempersiapkan diri, termasuk bekal finansial.

"Gunakan waktu yang ada untuk menabung, jangan dengan modal nol atau modal nekat, apalagi berutang."  

Izzy mengatakan, penting pula bagi para pemegang WHV untuk menentukan rencana jangka panjangnya sejak sebelum berangkat.

"Jadi semua strategi menabung atau apa pun itu, berdasarkan rencana jangka panjang kita, apakah setelah WHV mau menetap di Australia, atau pulang ke Indonesia, supaya kita juga enggak pulang dengan tangan hampa."

Menjaga ekspektasi

Informasi yang menyeluruh sangat penting bagi mereka yang berminat untuk bekerja sambil berlibur di Australia, supaya mereka tidak terlalu berharap dan lebih mempersiapkan diri, seperti dikatakan Felicia dan Izzy.

"Australia bukan cuma kota-kota besar yang terkenal, seperti Sydney, Melbourne, atau Perth ... jadi harus siap-siap ke pedalaman dan kerja fisik," kata Felicia, yang menambahkan jika WHV harusnya dilihat sebagai kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri, bukan untuk mengejar gaji semata.

Menurut pengalaman Izzy masih ada pula orang Australia yang rasis atau menganggap ras lainnya lebih rendah, sehingga ini bisa menjadi tantangan saat mencari kerja.

Menurut pengamatan ABC Indonesia, sejumlah konten di Instagram dan TikTok sering menyebut mudahnya mencari pekerjaan bagi peserta WHV

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News