KontraS Anggap MA Gagal Ungkap Rekayasa Kasus JIS
jpnn.com - JAKARTA - Putusan Mahkamah Agung (MA) yang mengabulkan kasasi Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, dalam perkara dugaan pelecehan seksual murid TK Jakarta International School, sangat disayangkan sejumlah pihak.
Koordinator Badan Pekerja Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar menegaskan, MA gagal melihat fakta rekayasa yang dijadikan dasar dalam dakwaan jaksa penuntut umum terhadap dua guru JIS, Ferdinant Tjiong dan Neil Bentleman. “Seharusnya hakim-hakim yang mulia itu melihat lebih utuh pada kasus JIS," tegas Haris, di Jakarta, Sabtu (5/3).
Menurut dia, fakta ini semakin vulgar jika digabungkan dengan fakta kasus yang dituduhkan terhadap enam petugas kebersihan. Pada 24 Februari 2016 lalu, MA memutuskan menganulir putusan PT DKI Jakarta yang sebelumnya membebaskan Neil dan Ferdi. Menurut Majelis hakim MA yang dipimpin Artidjo Alkostar, ada penerapan hukum keliru dalam putusan PT yang menganulir vonis 10 tahun Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Sementara PT DKI Jakarta menilai pertimbangan Majelis Hakim PN Jaksel tidak tepat karena berdasarkan keterangan korban yang masih di bawah umur dan keterangan saksi ahli. Selain itu, terdapat sejumlah kejanggalan dalam perkara JIS. Salah satunya menyangkut hasil visum yang dijadikan salah satu dasar dakwaan JPU.
Kejanggalan-kejanggalan juga muncul dalam perkara lain JIS dengan terdakwa enam petugas kebersihan, yaitu Virgiawan Amin, Agun Iskandar, Zainal Abidin, Syahrial, (Alm.) Azwar, dan Afrischa Setyani, yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap MAK.
Salah satu kejanggalannya, Azwar meninggal dunia saat masih dalam proses penyidikan Polda Metro Jaya, dengan wajah ditemukan penuh lebam dan bibir pecah. Anehnya, polisi selalu menolak melakukan otopsi terhadap jenazah Azwar.
Menurut Haris, fakta-fakta rekayasa seperti ini yang semestinya juga dipertimbangkan oleh MA. Karenanya, Haris menyarankan agar pengacara terdakwa melakukan upaya Peninjauan Kembali (PK). "PK menjadi tak terhindarkan untuk ditempuh,” tegas Haris.
Ia mengaku memang tidak sedang membela terdakwa kasus JIS. Namun ia menegaskan bersama KontraS sudah membuktikan bahwa kasus JIS sangat sarat dengan rekayasa.
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS