KontraS Ungkap Kejanggalan di Kasus Baku Tembak, Singgung Keberadaan Irjen Ferdy Sambo
"CCTV dalam kondisi mati pada saat peristiwa terjadi, keterangan Ketua RT yang menyebutkan tidak mengetahui adanya peristiwa dan proses olah TKP," ujar Rivanlee.
Alumnus Universitas Padjajaran (Unpad) itu menilai bahwa sejumlah kejanggalan menjadi indikasi penting bahwa kepolisian tampak menutup-nutupi dan mengaburkan fakta kasus kematian Brigadir J.
"Terlebih keberadaan Kadiv Propam saat peristiwa terjadi pun tidak jelas," ujar Rivanlee.
Dia selanjutnya menyinggung tentang keterangan Polri dengan keluarga dari Brigadir J tentang luka tembak korban yang memiliki perbedaan.
Menurut Rivanlee, pihak keluarga menyebut ada empat luka tembak di tubuh Brigadir J, yakni dua luka di dada, satu di tangan, dan satu di bagian leher.
Berikutnya, kata dia, pihak keluarga dari Brigadir J mengatakan terdapat luka sayatan senjata tajam di bagian mata, hidung, mulut, dan kaki.
Baca Juga: Buntut Kasus Mas Bechi, Ponpes Shiddiqiyah Jombang Langsung Ditinggal Para Santri
"Hal ini berlainan dengan keterangan kepolisian yang menyebutkan bahwa terdapat tujuh luka dari lima tembakan," katanya. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Rivanlee menyebut kejanggalan pertama tentang adanya disparitas waktu yang lama antara peristiwa baku tembak dengan pengungkapan ke publik.
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Aristo Setiawan
- Kasatreskrim Ditembak Kabag Ops di Sumbar, Kadiv Propam Bilang Begini
- Irjen Suyudi Ario Seto Resmi Jabat Kapolda Banten Gantikan Abdul Karim
- Kematian Afif Maulana, Kapolda Sumbar Irjen Suharyono Dilaporkan ke Propam Polri
- Koalisi Masyarakat Sipil Khawatir Revisi UU TNI Kembalikan Dwifungsi ABRI
- Datangi Istana, KontraS Protes Pemberian Jenderal Kehormatan kepada Prabowo
- Laporkan Prabowo soal Jet Tempur Mirage, Koalisi Masyarakat Sipil Kasih Data Ini ke KPK