Kontribusi Ilmuwan Australia Richard Chauvel Semasa Hidupnya Meneliti Papua dan Maluku

Kontribusi Ilmuwan Australia Richard Chauvel Semasa Hidupnya Meneliti Papua dan Maluku
Dr Richard Chauvel (kanan) bersama dengan koleganya, A/Prof Charles Coppel, menghadiri ulang tahun Indonesia Forum (03/12/2021). (Supplied: Indonesia Forum, University of Melbourne.)

Ia mengenang bagaimana Dr Richard membantu penulisan skripsinya dengan mengirimkan semua bahan arsip dari Arsip Nasional Australia di Canberra.

"Pak Richard adalah ilmuwan yang amat sangat ringan tangan dalam membantu, tidak hanya soal studi atau yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah, bahkan sampai kesulitan pribadi mahasiswanya selalu menjadi perhatian beliau."

Warisan Richard Chauvel untuk Indonesia

Kresno, yang saat ini adalah Manajer Program Kajian Bahasa dan Budaya di Lembaga Bahasa Internasional UI, mengatakan Dr Richard berjasa mengembangkan Studi Australia di UI menggantikan pendahulunya, David Reeve tahun 1987.

"Dia kemudian mendirikan Pusat Kajian Australia di UI, mengajar mata kuliah Sejarah, Politik, Tata Negara Australia di Jurusan Sejarah UI," kata Kresno.

Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada, Dr Wawan Mas'udi, pernah dibimbing oleh Dr Richard saat ia menjadi mahasiswa doktor (PhD) yang dibimbing di tahun  2011.

"Pak Richard memastikan saya terlatih sebagai mahasiswa PhD dan peneliti."

Wawan mengatakan, Dr Richard juga kerap mengingatkan para mahasiswa untuk mengembalikan ilmu pengetahuan yang mereka punya kembali ke masyarakat untuk melakukan perubahan.

"Menurut saya, warisan beliau bukan hanya pada naskah-naskah tertulis yang sudah beliau hasilkan, tetapi warisan terbesar beliau terletak pada murid-muridnya yang saat ini tersebar hampir di seluruh Indonesia."

Richard Chauvel adalah satu dari sedikit ilmuwan yang mendalami isu Indonesia Timur, khususnya Maluku dan Papua

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News