Kontroversi Kata 'Allah' di Malaysia

Kontroversi Kata 'Allah' di Malaysia
Kontroversi Kata 'Allah' di Malaysia

"Hubungan antara Anda dan Tuhan adalah sesuatu yang bersifat pribadi. Saya pikir jika kata 'Allah' tidak disalahgunakan dan hanya untuk tujuan pribadi kita saja, maka tidak semestinya hal itu menjadi permasalahan".

Ustadzah Hidayah juga lebih mengedepankan konteks:

"Jika kita sama-sama mendifinisikan "Allah" sebagai pencipta seluruh alam, maka semua orang diperbolehkan menggunakan kata ini."

Kontroversi ini juga tidak merusak ikatan keharmonisan keluarga mereka.

"Di keluarga kami, masing-masing sudah tahu bahwa satu sama lain memiliki tujuan yang baik. Kami menghormati dan memahami perbedaan kepercayaan kami." Imbuh Pastor Francis.

Melegakan jika melihat keluarga Dakun dan penduduk Sabah pada umumnya terus hidup selaras meskipun isu agama terjadi di Semenanjung.

Tapi apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebuntuan ini?

Bagi Ustadzah Hidayah, "Muslim dan Kristen tidak boleh saling menyalahkan. Yang dibutuhkan sekarang adalah semua orang duduk bersama dan satu suara dalam mengartikan kata 'Allah' dan kapan penggunaannya."

SAAT ini kerukunan antar-agama di Malaysia sedang bergejolak karena konflik penggunaan kata "Allah" bagi non-Muslim. Masalah ini terdengar

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News