Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
Sabtu, 08 Februari 2025 – 07:01 WIB

Seorang pengunjung menyaksikan lukisan wajah Pramoedya Ananta Toer pada Festival Seabad Pram di Gedung Blora Creative Space. Foto: Dokumen untuk JPNN.com.
Tsabit justru melihat salah satu hal yang menjadi biang stigma komunis masih terpelihara, yakni belum dicabutnya Ketetapan (TAP) Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor XXV/MPRS/1966 Tahun 1966 tentang Pembubaran PKI, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Indonesia, dan Larangan Menyebarkan atau Mengembangkan Komunisme/Marxisme-Leninisme.
"Gus Dur juga sudah meminta maaf, termasuk oleh Jokowi menyesali ada 12 pelanggaran HAM berat di masa lalu. Saya kira itu suatu langkah yang baik untuk melihat ada masa-masa kelam di sejarah Indonesia," ujarnya. (mcr5/jpnn.com)
Peresmian penamaan jalan baru dengan nama Pramoedya Ananta Toer di Kabupaten Blora, ditunda. Penolakan terjadi karena Pramoedya dianggap terlibat komunisme.
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Wisnu Indra Kusuma
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Kim Sae Ron, Jumpa Fan Kim Soo Hyun di Taiwan Mendadak Batal
- Audiensi dengan Penulis Perempuan, Ibas Sampaikan Menulis Bisa Membentuk Peradaban
- Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Diduga Terima Aliran Dana Terkait Kasus Rita Widyasari
- Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Ayah dan Anak di Blora, Korban Diracun
- Ketum PP Japto Soerjosoemarno Penuhi Panggilan Penyidik KPK
- KPK Sita Rubicon hingga Landrover dari Rumah Ketum PP Japto