Konvensi Capres Dinilai Dongkrak Citra PD
Sabtu, 13 April 2013 – 03:41 WIB

Konvensi Capres Dinilai Dongkrak Citra PD
JAKARTA - Konvensi penjaringan calon presiden yang akan digelar Partai Demokrat harus dikritisi selama hanya untuk meningkatkan elektabilitas partai. Pasalnya, proses demokrasi di Indonesia sudah terpengaruh penyakit ’Amerikanisasi Pemilu’ sehingga konvensi hanya menjadi political marketing.
’’Indonesia memang sudah terpengaruh gaya ‘Amerikanisasi Pemilu’ sehingga apa yang dilakukan AS, semuanya sudah disiapkan di Indonesia mulai sistem pemilu, survey, quick count, dan sampai konvensi capres. Maka harus dikritisi jika hanya untuk meningkatkan elektabilitas partai,’’ ucap Pengamat Politik LIPI Ikrar Nusa Bhakti saat dialog bertajuk ’’Mencari Pemimpin Bangsa’’ di Gedung DPD RI, Jakarta, Jumat (12/4).
Ikrar menilai, soal konvensi capres yang akan digelar Partai Demokrat (PD), dirinya mengaku berhati-hati. Masalahnya, posisi PD saat ini mirip dengan apa yang dirasakan Partai Golkar di akhir masa orde baru yang terpuruk. “Dulu Akbar Tandjung berusaha membangun Golkar baru untuk mendongkrak kembali elektabilitas Golkar. Sehingga perlu menggelar konvensi capres,” ujarnya.
Dengan begitu, lanjut Ikrar, apa yang dipilih Golkar menjadi keinginan masyarakat. Hal itu yang menurutnya menjadi tantangan berat bagi Demokrat karena orang yang menang nanti dalam konvensi capres bisa menaikkan elektabilitas cukup tinggi. Namun, hal itu akan tergantung mekanisme konvensi tersebut.
JAKARTA - Konvensi penjaringan calon presiden yang akan digelar Partai Demokrat harus dikritisi selama hanya untuk meningkatkan elektabilitas partai.
BERITA TERKAIT
- Kasus Viral Ini Harus jadi Pelajaran Seluruh PPPK, Jangan Main-main
- Sidang Dakwaan Mbak Ita, Jaksa KPK Soroti Peran Suaminya sebagai Perantara
- Penyebab Utama Kartu Tes PPPK Tahap 2 Belum Bisa Dicetak, Jangan Panik ya
- Jaksa KPK Tuding Mbak Ita Potong Hak ASN Pemkot Semarang
- Heboh Pengeroyokan di Kantor Polsek, Kapolda Riau Langsung Copot Jabatan Anak Buah
- Tugas Kantor Komunikasi Presiden Dianggap Tumpang Tindih, Begini Reaksi Mensesneg