Koperasi Modal Rp 50 Juta, Sekarang Asetnya Rp 50 Miliar
jpnn.com - MALANG – Delapan pondok pesantren di Jawa Timur sudah memiliki koperasi berbasis syariah. Hal itu menunjukkan bahwa pengembangan ekonomi syariah di Jatim mulai berbah hasil manis.
Awalnya, pesantren tersebut tidak memiliki koperasi. Perubahan terjadi sejak Jatim ditetapkan sebagai lokasi proyek pilot pengembangan ekonomi syariah pada 2014 silam.
Sebanyak 17 pesantren menjadi lokasi pengembangan. Saat ini delapan di antaranya memiliki BMT (baitul maal wat tamwil).
Ketua Forum Akselerasi Ekonomi Syariah (FAES) Muhammad Nafik Hadi Ryandono menyatakan, delapan koperasi ponpes itu akan membantu kegiatan usaha lain dari ponpes jika suatu saat membutuhkan pendanaan.
Sebab, pengembangan ekonomi syariah tidak cukup jika hanya mengandalkan edukasi bisnis dan manajemen. Ponpes diharapkan bisa mendapatkan akses keuangan yang memadai agar unit usahanya berkembang.
’’Mereka (koperasi, Red) rata-rata sudah survive. Ada koperasi yang modal awalnya Rp 50 juta sekarang asetnya sudah Rp 50 miliar,” lanjutnya.
Pada 2018, seluruh ponpes yang menjadi pilot project pengembangan ekonomi syariah diharapkan mempunyai koperasi. Tahun ini FAES bersama Bank Indonesia baru bisa mendorong pendirian inkubator bisnis, belum berupa koperasi.
Hanya ada tiga ponpes, yaitu Ponpes Bahrul Ulum di Jombang, Ponpes Sunan Drajat di Lamongan, dan Ponpes Tebu Ireng di Jombang.
MALANG – Delapan pondok pesantren di Jawa Timur sudah memiliki koperasi berbasis syariah. Hal itu menunjukkan bahwa pengembangan ekonomi syariah
- Dengan Program Ini, Bank DKI Permudah Pengurus Masjid Bertransaksi Perbankan
- Percepat Digitalisasi UKM, Accurate dan RAKUS Jalin Kerja Sama Strategi
- Pengembangan Bioethanol Harus dengan Harga Terjangkau Agar Banyak Peminat
- Harga Kripto Turun, Ini Analisis Pakar soal Penyebabnya
- Jaga Kelancaran Pasokan Energi Selama Nataru, PIS Siapkan 326 Armada Tanker
- Jalin Foundation Raih Dukungan Pendanaan Dana Hibah dari MSD