Korban Beber Penembakan ke Komnas HAM

Korban Beber Penembakan ke Komnas HAM
Korban Beber Penembakan ke Komnas HAM
Untuk menghindari konflik, diakui telah meminta kapolda melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat. Sehingga konflik horizontal tidak terjadi. ‘’Begitu pula pada PT SMN, agar secara terbuka melakukan sosialisasi,’’ bebernya. Kepada warga Lambu, Ridhal meminta untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Tidak ada polisi yang akan melakukan sweping.

Di tempat terpisah, dua saksi mata kasus Sape berdarah, yakni Delian Lubis, Ketua LMND Kabupaten Bima mengatakan, aksi Sabtu lalu di Pelabuhan Sape bukanlah bentrok, melainkan aksi represif oleh polisi, karena memang tidak ada perlawanan dari masyarakat. ‘’Bisa dicari informasi tidak ada satupun dari polisi yang menjadi korban,’’ katanya.

Delian didampingi Ketua LMND NTB Andra Ashadi mengakui saat pembubaran massa, warga memang ada yang membawa senjata tajam (sajam) namun itu sebagai bekal untuk mengantisipasi, karena diperkirakan akan datang orang-orang suruhan yang bersiap mengintimidasi masyarakat Lambu. Itu terbukti, saat aparat melakukan langkah represif di pagi buta, tidak ada satupun warga yang menggunakan sajam yang dibawa. Tapi, tetap saja polisi melakukan perbuatan diluar kewajaran.

‘’Saya melihat sendiri, tidak ada perlawanan dari warga. Tapi tetap saja polisi bertindak seperti itu (represif, red). Sampai-sampai harus menggunakan peluru karet maupun peluru tajam,’’ sambungnya.

BIMA - Dua orang anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ridha Saleh dan Sriyana, turun ke Kecamatan Lambu, kemarin. Mereka melakukan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News