Korban Begal jadi Tersangka Di-SP3, Reza Tak Setuju Cara Komjen Agus Andrianto
"Instruksi yang disampaikan oleh Bareskrim secara terbuka di media justru bukan cara kerja yang benar-benar positif. Sepatutnya menjadi instruksi langsung dan tertutup saja," ujar pria kelahiran 19 Desember 1974 itu.
Reza Indragiri menambahkan jajaran Polda NTB tetap perlu dijaga marwahnya.
Masyarakat NTB pun, lanjut Reza, harus teryakinkan bahwa persoalan yang muncul di Polres Lombok Tengah bisa diatasi dengan sebaik-baiknya oleh pihak polres atau polda sendiri.
Bagi Reza, kini tersisa satu persoalan, yakni mengapa warga yang ingin mengantar nasi ternyata membawa-bawa senjata tajam?.
"Awas, jangan-jangan itu merupakan indikasi bahwa warga sudah bersiap untuk menghadapi situasi buruk dengan cara mereka sendiri. Termasuk cara yang bertentangan dengan hukum sekalipun," ujar alumnus Melbourne University itu.
Sebelumnya, Komjen Agus meminta Polda NTB untuk menghentikan kasus Amaq Santi (34) yang ditetapkan sebagai tersangka karena membunuh dua pelaku begal.
"Hentikanlah menurut saya. Nanti masyarakat menjadi apatis, takut melawan kejahatan. Kejahatan harus dilawan bersama," kata Agus kepada JPNN.com, Jumat (15/4).
Jenderal bintang tiga itu berharap pengusutan kasus jangan sampai terkesan merusak keadilan di tengah-tengah masyarakat.
Reza Indragiri Amriel menanggapi pernyataan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto soal penghentian kasus korban begal di NTB jadi tersangka.
- Kasus AKBP Fajar Cabuli Bocah, Mahasiswi Bernama Stefani Jadi Tersangka
- Mengaku Korban Begal, Pria di Sukabumi Bawa Kabur Uang Perusahaan Rp 504 Juta
- Tersangka Kasus Judi Sabung Ayam yang Tewaskan 3 Polisi Melihat Oknum TNI Bawa Senpi
- Irjen Hadi Gunawan: Di NTB Tidak Boleh Ada Geng Motor
- Eks Kapolres Ngada Jadi Tersangka Kasus Narkoba dan Asusila, Atasannya Perlu Diperiksa
- Analisis Reza soal Kejahatan AKBP Fajar Pemangsa Anak-Anak