Korban Berjatuhan, China Tetap Ngotot Nol Covid-19
Beberapa pengacara hak asasi manusia mengatakan beberapa pengunjuk rasa telah dibawa oleh pihak berwenang dan mahasiswa mendapat tekanan untuk tidak bergabung dalam aksi protes.
Pada Senin (28/11), China mencatat jumlah kasus COVID-19 harian sekitar 37.000 di daratan, turun sedikit setelah mencapai rekor tertinggi selama lima hari berturut-turut hingga Minggu (27/11), menurut Komisi Kesehatan.
Pemerintah China pada Selasa mengatakan akan mempercepat vaksinasi COVID-19 bagi lansia, terutama bagi yang berusia 80 tahun ke atas.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa telah meminta Beijing menjamin hak warga untuk melakukan protes secara damai.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan pada konferensi pers Beijing pada Selasa bahwa hak hukum dan kebebasan warga negara China dijamin sepenuhnya, tetapi hak dan kebebasan apa pun "harus dilaksanakan dalam kerangka hukum."
Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun membela langkah pembatasan COVID yang ketat di negaranya.
Pada Senin di New York, Zhang Jun mengatakan kepada penyiar Al Jazeera: "Anda mungkin mengatakan Anda lebih suka kebebasan, lebih banyak kebebasan, tetapi kemudian Anda harus bersiap untuk mati".
Dia menegaskan bahwa beberapa negara yang telah melonggarkan peraturan COVID melakukannya "dengan mengorbankan rakyat". (ant/dil/jpnn)
Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun membela langkah pembatasan Nol COVID yang ketat di negaranya.
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- GRIB Jaya Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Berdampak Positif
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun