Korban Luka Rusuh Donggala Meninggal

Korban Luka Rusuh Donggala Meninggal
Korban Luka Rusuh Donggala Meninggal
“Saya tahu dia (korban, red) masuk rumah sakit setelah di-SMS (short message service) keluarga di Malei sekitar pukul empat sore. Kebetulan saya di Palu makanya saya mampir ke sini, tapi pas sampai disini dia sudah ada di kamar mayat, katanya sudah meninggal dari jam dua,” sesalnya.

Mashudin, kata dia, memiliki empat orang anak, dan satu orang istri yang baru tiga hari yang lalu melahirkan anak keempat. Untuk itu dia meminta aparat hukum mengusut tuntas dan memberi kejelasan kepada keluarga, terkait kematian korban. “Saya sudah lihat tadi, memang lukanya seperti luka tembak. Luka lobang di perut bagian atas pusat sebelah kanan, tembus ke belakang,” ungkap Anwar.

Jenazah korban di dalam kamar mayat RS Bhayangkara, juga dijaga ketat oleh aparat kepolisian yang berjaga di pintu masuk. Wartawan yang ingin mengambil  gambar jasad korban di dalam kamar mayat tidak diizinkan. Rencanannya jenazah korban diberangkatkan ke Desa Malei, sekitar pukul 05.00 wita, hari ini, setalah menjalani otopsi.

Sesaat sebelum meninggalnya Mashudin, beberapa wartawan juga sempat  ingin mengambil gambar korban, yang ketika itu masih bernyawa dan  dibawa menggunakan kereta dorong kembali ke ruang ICU,  namun dihalang-halangi dua orang anggota Sabhara Polres Donggala yang mengawal ketat korban, sehingga menyulitkan wartawan mengambil gambar.

PALU – Satu warga Desa Malei, yang sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, akhirnya meninggal dunia. Korban diduga terkena peluru aparat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News