Korban Luka Rusuh Donggala Meninggal

Korban Luka Rusuh Donggala Meninggal
Korban Luka Rusuh Donggala Meninggal
“Tidak boleh ambil gambar di sini,” teriak anggota polisi bersenjata laras panjang tersebut. Padahal para wartawan media cetak dan elektronik, mengambil gambar korban, ketika menuju ruang ICU, dan bukan di dalam ruangan steril rumah sakit.

Terpisah, Kepala RS (Karumkit) Bhayangkara, Kompol dr Muhamad Haris menjelaskan, kondisi warga Desa Malei tersebut, sebelum meninggal memang dalam kondisi kritis akibat pendarahan pada luka di bagian perut. Dalam operasi, korban ditangani dua dokter ahli bedah. Korban sendiri banyak menghabiskan darah, sehingga pihak rumah sakit, harus berupaya mencarikan darah untuk Mashudin.

Dari hasil foto ronsen serta USG yang dilakukan, Haris mengatakan, tidak ada ditemukan benda asing di dalam tubuh korban, seperti proyektil peluru. Korban sendiri, mengalami luka lubang di bagian perut dan satu luka lagi dibagian belakang tubuhnya. “Yang banyak keluar darah, dari luka di perut. Sedangkan luka di belakang tidak ada darah yang keluar,” jelas Haris.

Sebelumnya, Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Dewa Parsana, mengaku menerima laporan, masih adanya korban luka lain di Kecamatan Balaesang. Namun jenderal bintang satu ini, belum bisa memastikan penyebab luka yang timbul. “Ada empat orang lagi katanya yang sempat dirawat di Puskesmas setempat, namun sudah rawat jalan. Belum bisa kami pastikan penyebab lukanya,” terang Kapolda.

PALU – Satu warga Desa Malei, yang sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, akhirnya meninggal dunia. Korban diduga terkena peluru aparat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News