Korban Pelanggaran HAM Curhat ke Menhan

Korban Pelanggaran HAM Curhat ke Menhan
Korban Pelanggaran HAM Curhat ke Menhan
Menurut guru besar Universitas Indonesia itu, TNI dan Polri juga selalu dianggap sebagai agen kekerasan. Padahal, mereka juga bertaruh nyawa untuk menjaga hak asasi orang lain. ”TNI dan Polri selama kurun waktu itu justru menjadi penyelamat HAM. Bayangkan, jika aparat tidak ada saat pembantaian orang-orang Madura di Kalimantan, perang suku di Papua, konflik di Poso dan Ambon. Berapa orang yang terlanggar hak asasinya?’’ ujarnya

Pada bagian lain, korban pelanggaran HAM yang bertemu dengan Juwono keluar ruangan dengan wajah puas. ”Baru kali ini kami bertemu dengan Pak Menhan. Saya berterima kasih diterima dengan suasana santai. Saya sampaikan, mudah-mudahan apa yang saya sampaikan bukan dagelan, guyonan, atau anekdot,’’ kata orang tua Utomo Rahardjo.

Menurut Utomo, hasil pembicaraan mereka akan dibawa ke rapat Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan. ”Pak Menhan mengatakan tidak menjanjikan secara penuh, tapi akan membawa masalah yang kami alami ke rapat koordinasi polhukam. Kami akan menunggu,’’ tuturnya.

Koordinator Kontras Usman Hamid yang mendampingi keluarga korban itu sepakat dengan ide Menhan tentang keseimbangan melihat permasalahan. ’’Kami sampaikan bahwa kami mengerti apa yang disampaikan Menhan tentang menjaga keseimbangan informasi. Para keluarga korban terbuka dengan itu. Kami juga minta ada perhatian terhadap keluarga anggota TNI,’’ katanya.

JAKARTA - Korban pelanggaran hak asasi (HAM) manusia di Indonesia diminta bersabar. Pemerintah sedang berupaya menuntaskan satu per satu pekerjaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News