Korban Penipuan Visa Australia Dikuras Pelaku Hingga Rp1,1 Miliar

Dia menyebut kasus yang dialami Linh semakin sering terjadi di Australia.
"Australia adalah salah satu negara tujuan yang paling diinginkan di dunia. Begitu banyak orang sangat ingin pindah ke sini, sehingga dengan mudahnya menjadi mangsa para penipu," ujar Jack.
Menurut data dari Divisi Penipuan Keimigrasian pada Departemen Dalam Negeri sebelum pandemi, Australia menerima rata-rata lebih dari 500 laporan penipuan visa per tahun sejak 2014.
Bagaimana modus penipu keimigrasian?
Menurut David Stephens, para migran sangat rentan terhadap penipu karena situasi mereka memang berada dalam ketidakpastian sebelum menjadi penduduk tetap atau warga negara.
Dia menyebut sebagian besar kasus penipuan dilakukan oleh agen imigrasi yang tidak terdaftar.
"Agen imigrasi yang tidak terdaftar akan menjanjikan apa saja. Mereka berusaha menggelapkan uang dan memanipulasi orang sebanyak mungkin," kata David.
Para penipu, katanya, biasanya menyasar korban yang sebelumnya sudah ditolak oleh agen resmi karena kasusnya tidak mungkin berhasil.
"Agen resmi atau pengacara berlisensi memiliki kode etik, mereka terikat oleh undang-undang yang melarang mereka menangani kasus yang dianggap peluangnya kecil atau tidak ada sama sekali," jelasnya.
Waspadai agen yang mengaku punya kenalan di imigrasi Australia atau memiliki orang yang bisa memberikan sponsor untuk visa ke Australia
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Komplotan Diduga Komunitas LGBT Beraksi di Pekanbaru, Jerat Korban Lewat Aplikasi Kencan