Korban Penipuan Warga Indonesia di Australia Berharap Hukuman yang Lebih Berat
Namun, departemen itu mencatat bahwa Pasal 501 Undang-Undang Migrasi memungkinkan pemerintah untuk "menolak untuk memberikan, atau membatalkan, visa atas dasar bahwa orang tersebut tidak lulus uji karakter."
"Seseorang mungkin tidak lulus tes karakter karena sejumlah alasan, termasuk tetapi tidak terbatas pada, jika mereka memiliki catatan kriminal yang substansial, atau jika perilaku mereka menimbulkan risiko bagi masyarakat Australia," kata departemen tersebut.
Terduga korban lainnya tidak puas
Lima orang telah berbicara kepada ABC, mengklaim bahwa mereka adalah korban penipuan investasi vila Bali yang dijalankan oleh Putry.
Alana Cayless adalah salah satunya.
"Dia telah ditangkap dan didakwa atas penipuan tas tangan tahun 2020 dan bukan vila senilai A$40.000," kata Alana.
"Hukuman ini tidak akan menghentikan Putry menipu," tutur Alana kepada wartawan ABC Indonesia, Natasya Salim.
Alana mengatakan Putry adalah "penjahat kambuhan" yang akan "terus menipu sampai dia dipenjara".
Dia mendesak setiap korban yang diduga melakukan penipuan untuk mengajukan laporan polisi di yurisdiksi yang benar.
Warga Indonesia yang dikenal dengan nama Putry Thornhill memang telah dijatuhi hukuman 18 bulan penjara atas kasus penipuan tas desainer mewah
- Mak-Mak di Serang Ditangkap Polisi Gegara Kasus Penipuan Rp 45 Miliar, Begini Modusnya
- Inilah Tahapan Ritual Penggandaan Uang 10 Kali Lipat, Ada Guru yang Percaya
- Bayar Rp 1 Miliar Cuma Dapat 9 Suara saat Pemilu, Caleg PKS Merasa Ditipu
- Komplotan Pelaku Hipnotis Antarprovinsi Ditangkap di Sumut
- Polda Jabar Tangkap 4 Narapidana yang Buka Bisnis Layanan Seks dari Balik Jeruji
- Bohongi Suami Hingga Korbankan Dana Pendidikan Anak, Bunga Zainal Sesenggukan Cerita Tertipu Investasi Bodong