Korban Perbudakan Seksual di Australia Kebanyakan dari Asia Tenggara
Namun kelompok anti penyelundupan manusia menyebutkan, seringkali PSK yang bersedia melapor ke polisi justru tidak diperlakukan sebagai saksi yang layak untuk diajukan untuk menyeret pelaku ke meja hijau.
Kathleen Maltzahn dari LSM Project Respect yang bekerja membantu korban penyelundupan manusia, mengatakan dia menemui sejumlah korban yang oleh polisi dianggap tidak layak sebagai saksi.
"Jika korban tidak tahu nama lengkap pelaku yang menjebaknya, atau tidak tahu alamat lengkap tempat prostitusinya, tidak ingat persis hari kejadiannya, an seterusnya, maka korban tidak akan dijadikan saksi ke pengadilan," jelasnya.
"Padahal, ada korban yang bahkan tidak tahu nama daerah tempatnya dikurung oleh sindikat, atau bahkan nama negara bagiannya sekalipun," tambah Maltzahn.
Ia menambahkan, para korban seperti itu akhirnya dipulangkan ke negara asalnya, dengan kemungkinan menghadapi risiko lebih besar dari sindikat penyelundup manusia.
LSM Coalition Against Trafficking in Women in Australia menjelaskan, syarat untuk menjadi saksi korban bagi para PSK ini tidak realistis.
"Asumsi bahwa mereka bisa begitu saja membongkar sindikat kejahatan yang menjebak mereka, merupakan asumsi yang sangat berlebihan," tutur Meagan Tyler dari koalisi tersebut.
Sementara itu, data yang diperoleh ABC dari Departemen Sosial dan Departemen Imigrasi Australia menyebutkan bahwa untuk tahun anggaran 2014/2015 yang lalu, dari 88 korban yang ikut program, namun 46 di antaranya keluar dari program itu.
Kebanyakan korban perbudakan seksual yang terjadi di Australia, berasal dari negara Asia Tenggara. Lebih setengah dari mereka yang berhasil melapor
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan