Korban Teror di Masjid Selandia Baru: Saya Kulit Putih dan Bangga Jadi Muslim
Keluarganya pun sudah menganggap Mucaad kelak akan menjadi polisi.
Namun keinginan itu sirna karena direnggut oleh terdakwa Brenton Tarrant yang diduga menembak balita tak berdaya ini dua kali.
Mucaad saat kejadian itu memegangi kaki ayahnya yang terbaring bersama jamaah lainnya, sebagian sudah tewas sebagian luka parah di salah satu sudut ruang salat masjid Al Noor.
Keluarga Aden berasal dari Somalia dan pindah ke Selandia Baru di tahun 1995. Mucaad lahir di sini.
"Kau bunuh anakku, tapi bagiku kau telah membunuh seluruh orang Selandia Baru," ucap Aden.
"Saya tak mengenalmu. Saya tak pernah menyakiti kau, ibumu, ayahnya atau kerabatmu. Saya ini orang yang malah akan menolongmu jika kau membutuhkannya," tambahnya.
Salah satu korban selamat, Mustafa Boztas, memberikan keterangan hari ini dengan menyebut Brenton lebih hina dari binatang.
"Ada satu kesamaan dari semua manusia, yaitu mereka mampu mengatasi dan melupakan masa lalu," katanya.
Persidangan terdakwa teroris Brenton Harrison Tarrant memasuki hari ketiga, Rabu (26/08), untuk mendengarkan keterangan saksi korban
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Peduli Tanpa Diskriminasi, Elly Lasut Pemimpin yang Dekat dengan Masyarakat Muslim