Korban Tewas Banjir di Manado Terus Bertambah

18 Tewas, 4 Keluarga Tertimbun Longsor

Korban Tewas Banjir di Manado Terus Bertambah
Beberapa warga di kelurahan Ketang Baru yang terjebak banjir diselamatkan oleh prajurit marinir dari Bataliyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yon Marhanlan) Lantamal VIII Manado, Minggu (17/2). Foto : Lukman Polimengo/Manado Post/JPNN
MANADO - Hujan di Manado dan sekitarnya kembali menelan korban jiwa. Hujan yang mengguyur sejak Sabtu (16/2) dini hari hingga Minggu (17/2) siang berakibat 18 orang tewas. 15 orang di Manado dan 3 orang di Kabupaten Sitaro  diterjang longsor.

Korban tewas yang rata-rata tertimbun longsor itu, 11 orang di antaranya adalah satu keluarga. Seperti di Citraland, Keluarga Palit- Kawilarang adalah Frangky Palit (ayah), Elisabeth Kawilarang (ibu), dan Enggelica Palit (anak). Dan kakak-adik Leidy dan Rafda Oroh. Di Tingkulu korbannya Riska Megi Ruru (ibu) dan Grecia Gisela Gosal (anak), serta Ribka Gosal (ipar Riska). Di Kabupaten Sitaro, juga adalah satu keluarga, yakni Max Dani Lazarus (suami), Sarni Maya Lomboni (ibu), dan Chika Lazarus (anak).

Dari status BlackBerry Mesenger (BBM) salah satu korban tewas, Leidy Oroh terungkap bahwa ihwal longsor di cluster Eden Bridge Perumahan Citraland itu tersebar. "Oh Tuhan Kalau Boleh Se Brenti Ni Ujang, karena ada longsor kecil (Oh Tuhan, kalau boleh dihentikan hujannya, karena ada longsor kecil),"demikian status BBM perempuan satu anak yang sehari-harinya sebagai pemimpin cabang BII di kampus Unsrat itu.  

Menurut warga sekitar, saat ditemukan Leidy masih hidup, namun kakinya terjepit oleh reruntuhan bangunan beton, kayu dan batu. "Masih sempat dikasih minum air. Mungkin kalau cepat ditolong dia bisa selamat," tambah Romy Karundeng, warga.

MANADO - Hujan di Manado dan sekitarnya kembali menelan korban jiwa. Hujan yang mengguyur sejak Sabtu (16/2) dini hari hingga Minggu (17/2) siang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News