Korban Ungkap Modus Pembobol Tabungan Rp 300 Miliar di Australia

Jenny mengatakan transaksi dari rekeningnya yang sudah tidak aktif selama sembilan bulan sangat tidak biasa dan seharusnya terdeteksi oleh bank.
"Mereka tidak mendeteksi apa pun," katanya. "Mereka tidak mendeteksi penipuan kartu Visa dan mereka tidak mendeteksi penarikan bank sampai saya menelepon mereka."
Namun dalam sebuah surat, bank tersebut mengatakan kepadanya bahwa "tidak ada praktik industri perbankan yang mengharuskan bank untuk memantau atau meneliti transaksi pelanggannya untuk memastikan mereka bebas dari penipuan atau tindakan curang".
Ombudsman, AFCA, berpendapat bahwa bank ini telah memenuhi kewajibannya.
Commonwealth Bank juga menyatakan kepada ABC News bahwa mereka tidak bersalah atau bertanggung jawab untuk membayar Jenny, tapi telah bekerja sama dengan bank lain untuk memulihkan sebagian dananya.
"Kami menyarankan semua pelanggan jika mereka berbicara dengan seseorang yang mengaku dari Commonwealth Bank, apakah mereka tampak sah atau tidak, untuk tidak pernah memberi tahu mereka kata sandi token, kata sandi NetBank, NetCodes atau nama pengguna untuk Layanan CommBiz," katanya.
Sebagai buntut dari penipuan tersebut, bank berhasil memulihkan $8.823,72 dan mengembalikannya kepada Jenny.
Commonwealth Bank juga menawari Jenny pembayaran sebagai "niat baik" sebesar $8.000, yang disebut oleh Jenny sebagai "penghinaan".
Seorang korban penipuan online membeberkan modus penipuan, yang berhasil menguras isi tabungannya di Commonwealth Bank of Australia sebesar hampir $300,000
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'
- Dunia Hari Ini: Barang-barang dari Indonesia ke AS akan Dikenakan Tarif 32 Persen
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun