Korea Bantu Puluhan Ribu Piano Digital dan Papan Tulis
Selasa, 08 Juni 2010 – 19:33 WIB
JAKARTA - Sebuah perusahaan Korea yang bergerak di bidang real estate dan konstruksi, Booyoung Co Ltd, menghibahkan sebanyak 10 ribu piano digital dan 30 ribu papan tulis. Hibah yang disebutkan bernilai USD 13 juta ini, rencananya akan diberikan ke berbagai sekolah dasar (SD) di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, serta berbagai daerah lainnya di Indonesia.
Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal mengatakan, perusahaan Korea ini berminat membantu pendidikan di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Dia menyebutkan lagi, negara yang sudah mendapatkan bantuan ini di antaranya adalah Laos, Kamboja, Myanmar, Thailand, Malaysia, Papua Nugini, serta Timor Leste.
Hal tersebut diungkapkan oleh Fasli, ketika ditemui usai melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (MoU) dengan Sekretaris Pertama Kedutaan Besar (Kedubes) Korea Selatan (Korsel), Seung-buhm Lee, di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta, Selasa (8/6). "Dengan piano digital ini, berbagai pembelajaran dan juga hiburan bisa dilakukan di sekolah. Mereka juga akan membantu papan tulis yang bukan dari kayu, tetapi dari satu bahan yang sangat ramah kesehatan dan mudah dioperasikan," terangnya.
Fasli mengatakan, papan tulis dimaksud khususnya akan dibagikan untuk sekolah-sekolah yang masih menggunakan papan tulis berbahan kayu. "Kalau di kota-kota, mereka sudah punya white board. Ini (papan tulis) diberikan terutama bagi yang masih menggunakan kapur," katanya.
JAKARTA - Sebuah perusahaan Korea yang bergerak di bidang real estate dan konstruksi, Booyoung Co Ltd, menghibahkan sebanyak 10 ribu piano digital
BERITA TERKAIT
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sulsel, Ganesha Operation Kenalkan GO Expert
- Uhamka Masuk Daftar Universitas Terbaik Asia versi QS AUR 2025
- Ini Kata Bahlil soal Gelar Doktornya di SKSG UI
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Keren, Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Boyong Emas dari Malaysia
- Dibilang Abal-Abal, UIPM Justru Pelopor Kampus Virtual Menggunakan Second Life