Korea Selatan yang Dulu Dipuji, Kini Kekurangan Ranjang untuk Korban COVID-19
jpnn.com, SEOUL - Korea Selatan kekurangan ranjang pasien di rumah sakit untuk menampung pasien COVID-19, di tengah kenaikan kasus baru penyakit infeksi tersebut yang tercatat sebanyak 308 kasus per Jumat (28/8) tengah malam --berdasarkan data otoritas kesehatan.
Pada Jumat, rumah sakit di Ibu Kota Seoul hanya mempunyai ketersediaan ranjang pasien sebanyak 4,5 persen untuk kasus COVID-19 kritis. Angka itu turun dari 22 persen pada sepekan sebelumnya.
Sementara itu, ranjang yang sudah ditinggalkan pasien semua kondisi COVID-19 tercatat 24 persen, turun dari 37 persen.
"Hanya sekitar 15 ranjang pasien tersedia saat ini di area Seoul untuk pasien dalam kondisi kritis, karena saat itu banyak sekali pasien dalam kondisi serius dan membutuhkan perawatan di rumah sakit," kata Direktur Jenderal Kebijakan Kesehatan Publik Kementerian Kesehatan Yoon Tae-ho.
"Namun harusnya kita bisa mendapat ketersediaan ruangan tambahan lagi karena beberapa pasien segera pulang," ujar Yoon menambahkan.
Hingga Sabtu, total kasus COVID-19 di Korea Selatan tercatat sebanyak 19.400 kasus, termasuk 321 pasien yang meninggal dunia.
Negara itu pertama kali mengalami lonjakan kasus lebih awal ketika pandemi menyebar dari Wuhan, Tiongkok, awal tahun ini.
Wabah sempat terkendali namun pada Agustus kembali terjadi lonjakan kasus setelah muncul klaster penularan baru dari gereja yang menyebar ke aksi unjuk rasa politik di Seoul, yang diikuti oleh puluhan ribu orang dari seluruh negeri.
Beberapa bulan lalu Korea Selatan dianggap berhasil menangani pandemi COVID-19, sekarang?
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Bea Cukai Edukasi Ratusan PMI Menjelang Keberangkatan ke Korea Selatan
- Bea Cukai Ambon Layani Ekspor Perdana 6,16 Ton Katsuobushi ke Korea Selatan
- Heart Pictures Produksi Film Perdana, Syuting di Korea Selatan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya