Korea Utara Akui Gagal Luncurkan Satelit Pengintai Militer

Korea Utara Akui Gagal Luncurkan Satelit Pengintai Militer
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bersama dua ajudannya berjalan di depan rudal berukuran jumbo yang diduga adalah ICBM Hwasong-17. Foto: KCNA via Reuters

Kepala Staf Gabungan mendeteksi roket diluncurkan ke arah selatan melintasi Laut Kuning dari daerah Tongchang-ri di barat laut negara itu sekitar pukul 22.44 waktu setempat pada Senin.

Pyongyang sebelumnya memberi tahu Jepang tentang rencana peluncuran satelit sebelum tanggal 4 Juni dan menetapkan tiga wilayah, di mana puing-puing roket akan jatuh, sebagai tindakan pencegahan demi keselamatan.

Peluncuran terjadi pada hari pertama dari jendela peluncuran delapan hari.

Korea Utara berencana meluncurkan tiga satelit ke orbit tahun ini. Pada November 2023, mereka berhasil menempatkan satelit mata-mata militer pertamanya ke orbit.

Segera setelah peluncuran tersebut, Kantor Keamanan Nasional kepresidenan memberi pengarahan kepada Presiden Korea Selatan Yoon mengenai hal tersebut. Penasihat Keamanan Nasional Chang Ho-jin memimpin pertemuan pejabat senior keamanan presiden.

Para peserta pertemuan mengecam peluncuran tersebut sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, dan tindakan provokatif yang mengancam perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea, di Asia Timur Laut dan komunitas internasional, menurut kantor tersebut.

Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat mengkritik peluncuran roket Korea Utara, dengan mengatakan pihaknya menilai situasi melalui koordinasi yang erat dengan sekutu dan mitra.

“Kami menyadari peluncuran Korea Utara pada tanggal 27 Mei menggunakan teknologi rudal balistik, yang merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB, meningkatkan ketegangan dan berisiko mengganggu stabilitas situasi keamanan di kawasan dan sekitarnya,” kata komando tersebut dalam sebuah pernyataan.

Korea Utara pada Selasa menyatakan upaya terbaru dalam meluncurkan roket pembawa satelit pengintai militer milik negara tersebut berakhir dengan kegagalan

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News