Korea Utara Merasa Martabat Pemimpinnya Dihina, Amerika Serikat Siap-Siap Saja

Korea Utara Merasa Martabat Pemimpinnya Dihina, Amerika Serikat Siap-Siap Saja
Tank Korea Utara. Foto: AFP

Setelah kebijakan Biden menjadi jelas, lanjut Kwon, Korea Utara terpaksa merespons dengan langkah-langkah yang sesuai. "Dan seiring waktu AS akan berada dalam situasi yang sangat serius," ujar dia.

Negosiasi yang bertujuan untuk membujuk Pyongyang agar menyerahkan program senjata nuklirnya telah terhenti sejak serangkaian pertemuan puncak antara pendahulu Biden, Donald Trump, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un gagal menghasilkan kesepakatan.

Kebijakan Biden berupaya untuk mencapai jalan tengah antara upaya Trump, serta mantan presiden AS Barack Obama, yang menolak keterlibatan diplomatik yang serius dengan Korea Utara kalau Pyongyang tidak melakukan langkah apa pun untuk mengurangi ketegangan.

Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri AS belum mengomentari pernyataan terbaru Korea Utara.

Dalam pernyataan lain pada Minggu, Kim Yo Jong, seorang pejabat senior di pemerintahan dan saudara perempuan pemimpin Kim Jong Un, dengan tajam mengkritik Korea Selatan karena gagal menghentikan para aktivis pembelot untuk meluncurkan selebaran anti Korea Utara.

Sebuah kelompok aktivis di Korea Selatan mengatakan pada Jumat (30/4) bahwa mereka telah menerbangkan balon-balon ke Korea Utara, yang membawa uang kertas dan selebaran yang mengecam pemerintah di Pyongyang. Mereka tidak mengindahkan undang-undang yang baru-baru ini diberlakukan yang melarang aksi tersebut setelah dikeluhkan oleh Korea Utara.

"Kami menganggap manuver yang dilakukan oleh para pembelot di (Korea) Selatan sebagai provokasi serius terhadap negara kami dan akan mempertimbangkan tindakan yang sesuai," kata Kim Yo Jong.

Tahun lalu, Korea Utara meledakkan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong, Korea Utara, setelah Kim Yo Jong memimpin gerakan untuk mengkritik peluncuran selebaran tersebut.

Setelah mendengar pidato Joe Biden, Korea Utara menyimpulkan bahwa Amerika Serikat adalah ancaman terbesar bagi negara

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News