Korps Garda Revolusi Islam Terancam Masuk Daftar Teroris, Begini Reaksi Iran
jpnn.com, TEHERAN - Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi pada Rabu (18/1) mengkritik rancangan undang-undang Parlemen Uni Eropa yang memasukkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) ke daftar kelompok teroris.
"Sejumlah pihak di Barat ingin melakukan sesuatu di luar aturan internasional dan mencap suatu pasukan resmi (IRGC) sebagai teroris, dan ini mencerminkan kelemahan intelektual, moral dan politik mereka," kata Vahidi kepada awak media usai rapat kabinet.
Dia menegaskan bahwa isu tersebut bukanlah sesuatu yang menjadi perhatian dari Teheran.
Uni Eropa, bekerja sama dengan Inggris, dilaporkan sedang bersiap untuk menetapkan IRGC sebagai kelompok teroris.
Pada Selasa (17/1), satu demonstrasi terjadi di Kota Strasbourg, Prancis yang menuntut Uni Eropa agar memasukkan IRGC ke daftar teroris.
Menyusul demonstrasi tersebut, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyampaikan dukungannya untuk seruan itu dan mengatakan bahwa ada sejumlah rencana untuk menjatuhkan sanksi terhadap Iran.
Pada Desember 2022, Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap 24 pejabat dan lima organisasi Iran. (ant/dil/jpnn)
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), pasukan elite Iran, terancam ke daftar kelompok teroris.
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Tangkap 3 Terduga Teroris di Sukoharjo, Densus 88 Sita Sajam di Rumah SQ
- Pemimpin Iran: Serangan Israel Tak Bisa Dianggap Remeh
- Israel Siapkan Serangan Besar terhadap Republik Islam Iran, Amerika Ikut Dilibatkan
- Kamala Harris Jadi Presiden AS, Republik Islam Iran Jangan Berharap Punya Senjata Nuklir
- Iran Bersumpah Hancurkan Israel Bila Diserang
- Menakar Potensi Skenario Tiji Tibeh di Timur Tengah