Korsel Bakal Kirim Pasukan Khusus ke Perairan Iran
jpnn.com, SEOUL - Korea Selatan jadi negara terbaru yang mengirim militernya ke wilayah lepas pantai Iran sebagai respons atas memanasnya situasi di kawasan tersebut.
Seoul berencana menggeser unit anti-pembajakan yang kini beroperasi di lepas pantai Afrika ke Selat Hormuz untuk mengawal tanker minyak.
Serangan tahun lalu terhadap tanker minyak di Selat Hormuz di lepas pantai Iran memicu pejabat AS menyeru para sekutu bergabung dengan rencana misi keamanan maritim. Namun, untuk misi ini Korsel tidak bergabung dengan koalisi tersebut.
"Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk sementara memperluas penyebaran unit militer Cheonghae atas pertimbangan situasi saat ini di Timur Tengah guna memastikan keselamatan warga negara kami dan kebebasan pelayaran kapal kami," kata pejabat kementerian kepada awak media.
Unit Cheonghae diterjunkan di Teluk Aden sejak 2009. Mereka bertugas menangani pembajakan dalam kemitraan dengan negara-negara Afrika serta Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Unit berkekuatan 302 personel itu mengoperasikan satu kapal perusak seberat 4.500 ton, satu helikopter anti-kapal selam Lynx dan tiga perahu motor cepat.
Cheonghae terlibat dalam penyelamatan kapal Korea Selatan beserta krunya dari bajak laut Somalia pada 2011 silam. Mereka menembak delapan tersangka bajak laut dan menangkap lima orang lainnya dalam proses tersebut.
Pasukan Korea Selatan juga mengevakuasi warga negara mereka dari Libya dan Yaman, dan hingga November 2018 telah mengawal sekitar 18.750 kapal Korea Selatan dan asing.
Korea Selatan jadi negara terbaru yang mengirim militernya ke wilayah lepas pantai Iran sebagai respons atas memanasnya situasi di kawasan tersebut.
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan
- Mantan Menhan Ini Mencoba Bunuh Diri
- Korsel Memanas, Presiden Yoon Suk Yeol Dicekal Anak Buahnya Sendiri
- Tanda-Tanda dan Kronologi Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah