Korsel Batal Boyong Pemerintahan
Selasa, 12 Januari 2010 – 09:25 WIB
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) membatalkan proyek kontroversialnya untuk memindahkan sebagian pusat pemerintahannya keluar dari ibukota negara Seoul. Alasan utamanya adalah inefisiensi dalam birokrasi dan hanya memboroskan anggaran. Perubahan apapun atas rencana yang dirancang Presiden Roh Moo-hyun harus mendapat persetujuan dari parlemen. Kemarin, Senin (11/1), Lee mengumumkan akan mengubah rencana awal dengan tetap mempertimbangkan lambannya pembangunan universitas, fasilitas umum, serta pengembangan bisnis di kota baru berjarak 160 kilometer di selatan Seoul.
Proyek tersebut menjadi isu panas di dunia politik Korsel selama beberapa bulan terakhir. Presiden Lee Myung-bak mencoba untuk meninjau kembali rencana pendahulunya, Roh Moo-hyun, guna memindahkan lebih dari separo kantor kementerian ke sebuah kota baru, Sejong.
Baca Juga:
Partai oposisi dan rival politik Lee di Partai Nasional Besar (Grand National Party), telah meminta agar pemerintah tetap pada rencana awal yang tujuannya untuk menyeimbangkan pembangunan sekaligus menyelesaikan permasalahan lalu lintas dan perumahan bagi 10 juta warga Korsel.
Baca Juga:
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) membatalkan proyek kontroversialnya untuk memindahkan sebagian pusat pemerintahannya keluar dari ibukota negara Seoul.
BERITA TERKAIT
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- KBRI Dili Gelar Nobar Laga Timnas Indonesia vs Jepang
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29