Korsel Setuju Bayar Rp 12,79 Triliun demi Perlindungan Tentara AS
jpnn.com, SEOUL - Harapan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkabul. Korea Selatan (Korsel) bersedia menambah kontribusi finansial untuk membiayai penempatan pasukan Negeri Paman Sam di negaranya. Kemarin, Minggu (10/2) petinggi dua negara sudah menandatangani kesepakatan. Kini tinggal menunggu restu parlemen Korsel.
"Prosesnya panjang, tapi akhirnya sukses," ujar Menteri Luar Negeri Korsel Kang Kyung-wha kepada Reuters.
Dalam kesepakatan baru itu, Korsel setuju berkontribusi sebesar 1,03 triliun won (KRW) atau setara dengan Rp 12,79 triliun. Tahun lalu Seoul hanya membayar KRW 960 miliar atau Rp 11,9 triliun.
Sebelumnya, kesepakatan serupa berlaku selama lima tahun. Mulai sekarang, kesepakatan tersebut hanya berlaku satu tahun. Karena itu, dalam beberapa bulan ke depan dua pihak akan kembali berunding. Mereka harus membahas lagi nominal kontribusi finansial untuk tahun berikutnya.
Penasihat Senior Departemen Luar Negeri AS Timothy Betts menyatakan, besaran kontribusi itu melambangkan peran Korsel yang kecil tapi penting. "Korsel telah melakukan banyak hal untuk aliansi kami. Juga, perdamaian dan stabilitas di wilayah ini," tegas Betts.
Pembicaraan soal besaran kontribusi Korsel itu berlangsung sejak Maret lalu. Setidaknya, AS dan Korsel sudah bertemu 10 kali. Kepada CBS News, Trump mengatakan bahwa kesepakatan tak kunjung dicapai karena Korsel enggan menambah sumbangan. Padahal, biaya penempatan pasukan AS di Korsel sangat mahal.
Saat ini ada sekitar 28.500 tentara AS di Korsel. Mereka melindungi Korsel dari kemungkinan serangan Korut. (sha/c11/hep)
Korea Selatan (Korsel) bersedia menambah kontribusi finansial untuk membiayai penempatan pasukan Amerika Serikat di negara itu
Redaktur & Reporter : Adil
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan
- Mantan Menhan Ini Mencoba Bunuh Diri
- Korsel Memanas, Presiden Yoon Suk Yeol Dicekal Anak Buahnya Sendiri
- Otak di Balik Darurat Militer, Eks Menhan Korsel Terancam Berurusan dengan Hukum
- Kemlu RI Pastikan WNI di Korsel Tidak Perlu Dievakuasi