Korupsi, Alat Saling Hantam Parpol
Gara-gara Tak Ada Aturan Pendanaan Kampanye
Jumat, 06 Juli 2012 – 09:25 WIB

Korupsi, Alat Saling Hantam Parpol
JAKARTA - Lingkaran setan kasus korupsi yang melibatkan elite politik tidak akan bisa diputus tanpa mereformasi sistem pendanaan partai. Tanpa adanya UU Keuangan Partai dan pembatasan dana kampanye dalam UU Pemilu, UU Pilpres, dan UU Pilkada, berbagai hiruk pikuk agenda pemberantasan korupsi tidak akan berdampak signifikan. "Jadi, lama- kelamaan, ada proses perayaan terhadap korupsi. Ini efek sistem (yang) nggak dituntaskan dari awal. Korupsi menjadi semacam festival yang dinikmati sebagai tontonan," kata peneliti senior di Lembaga Survei Indonesia (LSI) itu.
"Masyarakat justru semakin permisif ketika disuguhi korupsi Senayan dan istana," kata pengamat politik Burhanuddin Muhtadi dalam diskusi Saling Sandera Kasus Korupsi Parpol di gedung DPR kemarin (5/7).
Burhan -begitu dia biasa disapa- mencontohkan, saat ini banyak terpidana korupsi yang keluar dari penjara justru mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Ada juga tersangka korupsi yang terpilih dalam pilkada.
Baca Juga:
JAKARTA - Lingkaran setan kasus korupsi yang melibatkan elite politik tidak akan bisa diputus tanpa mereformasi sistem pendanaan partai. Tanpa adanya
BERITA TERKAIT
- Usut Kasus Investasi Fiktif, KPK Periksa Petinggi PT FKS Food dan IMM
- Ratusan Santri Dilatih Usaha Boga dan Barista, Gus Yasin: Upaya Penanggulangan Kemiskinan
- Bamsoet Sebut Tata Kelola yang Baik Kunci untuk Wujudkan Pariwisata Bali Berkelanjutan
- Jaga Kepercayaan Publik, Kementerian BUMN Perkuat Strategi Komunikasi & Optimalkan AI
- Bea Cukai Gelorakan Pemberantasan Rokok & Miras Ilegal Lewat Kegiatan di Mojokerto Ini
- Hadapi Lonjakan Pemudik, KAI Siapkan 52 Kereta Api Tambahan untuk Mudik Lebaran 2025