Korupsi Dana Desa di Kepri, Ada yang Dipakai untuk Beli Mobil Pribadi
jpnn.com, TANJUNGPINANG - Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau (Kepri) mencatat sepuluh desa di provinsi itu terlibat kasus korupsi dana desa dalam kurun waktu dua tahun (2019-2020).
Namun, pihak kejaksaan tidak memerinci nama-nama desa tersebut.
"Sepuluh desa itu tersebar di lima kabupaten se-Provinsi Kepri," kata Asintel Kejati Kepri Agustian Sunaryo di Tanjungpinang, Kamis (17/6).
Menurut Agustian, semua kasus korupsi dana desa tersebut sudah berkekuatan hukum tetap.
Dia menjelaskan, korupsi dana desa di Kepri rata-rata dipicu masalah integritas kepala desa maupun aparaturnya yang secara sengaja menyelewengkan anggaran sehingga memicu timbulnya kerugian negara.
Agustian mencontohkan dana desa yang seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur, tetapi malah dialihkan untuk kepentingan pribadi kades atau aparatur, misalnya, membeli mobil pribadi dan sejenisnya.
Selain itu, korupsi dana desa disebabkan minimnya pengetahuan dan pemahaman mengelola dana desa, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban.
"Kalau ini lebih kepada masalah administrasi. Contoh, kepala desa atau aparatur desa tidak bisa membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana desa," ucap Agustian.
Asintel Kejati Kepri Agustian Sunaryo menyebut 10 desa terlibat korupsi dana desa dalam dua tahun terakhir.
- Kemendes PDT akan Jalankan 12 Rencana Aksi, Salah Satunya Swasembada Pangan
- Mendes Yandri Sebut Dana Desa 2025 Difokuskan untuk Atasi Kemiskinan hingga Stunting
- Kemendes Harus Membatasi Penggunaan Dana Desa untuk Sosialisasi dan Pelatihan
- Mendes Yandri Optimistis Target Ketahanan Pangan Tercapai Berkat Dukungan Stakeholder
- Genjot Ketahanan Pangan, Mendes Yandri Susanto Segera Menyusun Modul Desa Tematik
- Tenaga Honorer Korupsi Dana Desa, Kerugian Negara Mencapai Rp 433 Juta