Korupsi Masih Marak, Ganggu Pertumbuhan Ekonomi
Rabu, 01 Desember 2010 – 12:21 WIB
JAKARTA - Indonesia diramalkan akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, seperti China dan India. Namun, ada dua hal yang masih menjadi penghambat bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalannya. Yakni masih maraknya terjadi tindak korupsi di berbagai lembaga negara hingga pemerintah daerah, serta masih rendahnya ketersediaan infrastruktur bagi masyarakatnya.
Hal ini diungkapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saat membuka Konferensi Pemberantasan Korupsi di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (1/12). SBY mengutip pernyataan ini dari membaca referensi berbagai pemberitaan media internasional, yang katanya harus diterima sebagai kritikan yang baik bagi Indonesia.
"Terkadang, meskipun pahit, kita harus menerima penilaian ini dengan baik. Korupsi bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi kita. Dengan banyak masalah korupsi seperti sekarang saja, pertumbuhan ekonomi kita sudah mencapai 6,1 persen, dan bisa 7 persen pada tahun depan. Apalagi kalau tidak ada korupsi. Tentu kita bisa lebih baik lagi," ungkap SBY.
Berbagai kalangan dari dunia internasional, kata SBY pula, telah mengakui bahwa Indonesia bukan hanya meningkat kapita per GDP-nya yang mencapai 20 poin pada tahun depan. Namun, Indonesia juga disebut memiliki pangsa pasar modal terbaik nomor dua di Asia. Industri manufaktur Indonesia juga diprediksi akan semakin baik, dan stabilitas politik di Indonesia juga tetap stabil.
JAKARTA - Indonesia diramalkan akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, seperti China dan India. Namun, ada dua hal yang
BERITA TERKAIT
- Khusus Calon PPPK, Ini Info Terkini dari Bu Ani
- Ketum TP PKK Mengingatkan Pentingnya Optimalisasi & Efisiensi Penggunaan Anggaran
- Viral Polisi Pangkat Kompol Dibentak Pemotor di Kediri, Pelaku Ternyata
- Hari Ini, Komisi III DPR Mulai Uji Kepatutan dan Kelayakan 10 Calon Dewas KPK
- Rapat Bareng Kepala Baratin, Anggota Komisi IV Singgung Pengawasan Berbasis AI
- Mendagri Tito Karnavian: TP PKK Membutuhkan Sosok Pemimpin Kuat