Koruptor Harus Dibunuh

Koruptor Harus Dibunuh
Rokhmin Dahuri. Foto: Arundono/JPNN

Itu pencegahan. Kalau represifnya, ya keadilan itu tadi, bisa dengan pembuktian terbalik, seperti yang dilakukan di Hongkong, Cina, Singapura. Masa ada orang udah di penjara, dimiskinkan tapi kekayaannya di luar masih banyak, itu yang ditelusuri. PPATK dan BPK harus telusuri itu di dalam maupun luar negeri kekayaannya. Tegakkan hukum untuk siapa saja. Abraham Samad kan sempat bilang gitu. Semoga saja dia tidak goyah lihat uang miliaran rupiah. Takutnya tergoda. Mudah-mudahan enggak.

Intinya penting lah pembuktian terbalik. Contoh gaji menteri hanya Rp 19 juta, tapi kalau mereka punya kekayaan dan rumah hingga miliar rupiah, patut dipertanyakan juga. Baru itu ampuh.

Terakhir, di hari Antikorupsi Sedunia apa pesan Anda khususnya untuk KPK?

Ini sebenarnya masalah hati dan keimanan. Yang korup itu bukan koruptor, tapi yang punya kekuasaan. Kita lihat penyidik-penyidik KPK ditarik supaya apa? Supaya kasus Hambalang, Century tidak diusut. Maaf-maaf saya hanya ingatkan. Pimpinan KPK juga sudah bicara ini di publik. Jadi siapa yang tersangkut kasus-kasus itu, anda tahu sendiri. Jadi pesannya, ingatlah akhirat. Saya  bukan sok suci. Tapi pada akhirnya memang itu. Jangan lihat penampilan fisik seorang. Ada kemunafikan. Biar hukum dibuat canggih, tapi rusak moralnya, sama saja. Itu kait mengkait. Harus benar-benar adil pengadilan dan hukuman. Tegakkan hukum dan sejahterakan rakyat. Itu caranya. (flo/jpnn)


LABEL sebagai mantan napi kasus korupsi, ternyata hanya tipis sekali menempel di diri Rokhmin Dahuri. Pria kalem bergelar profesor itu tetap berkiprah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News