Koruptor Harus Dibunuh

Koruptor Harus Dibunuh
Rokhmin Dahuri. Foto: Arundono/JPNN

Andi itu sahabat saya juga. Waktu saya kena musibah juga selalu beri support. Terus kan Andi blak-blakan. Kalau anda benar, bongkar semua. Karena kalau enggak, tidak ada pembelajaran. Nanti penguasa berikutnya akan membuat kemunafikan yang sama aja.

Kedua, kalau ternyata anda bersalah, dalam arti makan uang itu, tinggal bertobat. Uang itu kalau mau lebih bagus lagi dikembalikan. Kalau menurut tuduhannya ada beberapa miliar itu. Dikembalikan saja, sebagian kan bisa diinvestasikan untuk masalah perekonomian bangsa, terutama atas kemiskinan. Jangan putus asa, Tuhan Maha Pengampun. Kalau enggak bersalah ya tegar saja, ikhlas, kalau bersalah, bertobat.

Bagaimana pandangan Anda terhadap pemberantasan korupsi dulu dan sekarang?

Sejak saya dituduh dalam kasus itu, kawan-kawan saya menyebut ada tebang pilih. Hampir semua orang menyebut demikian. Sekarang pun pemberantasan korupsi, sami mawon. Malah lebih parah. Indeks korupsi makin meningkat. Ada banyak proses tawar menawar yang luar biasa. Mudah-mudahan Century juga segera mendapat titik terang. Itu logikanya enggak adil juga kalau hanya si Budi Mulya dan Siti terlibat. Beberapa waktu lalu Abraham Samad bilang Boediono tidak terlibat, nah lalu karena mungkin takut, diralat bahwa KPK bukan ranahnya periksa Boediono.

LABEL sebagai mantan napi kasus korupsi, ternyata hanya tipis sekali menempel di diri Rokhmin Dahuri. Pria kalem bergelar profesor itu tetap berkiprah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News