Koruptor Harus Dibunuh

Koruptor Harus Dibunuh
Rokhmin Dahuri. Foto: Arundono/JPNN
Setelah para ahli hukum politik beropini dia (Abraham Samad, red) berubah lagi. Kan jadinya pasti ada pressure terhadap orang sekaliber Àbraham Samad. Orang yang dianggap beriman sejati, gini juga kan. Dari kata-katanya yang bolak-balik. Jadi udahlah enggak usah berbohong lagi kawan itu. Sudah jelas siapa pelaku koruptor di Indonesia ini, saya yang bermain sembunyi-sembunyi hinggat saat ini. Cuma kalau hukum positif itu, kayak Rokhmin Dahuri yang bloon itu kan. Sekjennya, mencatat lalu sama menteri penggantinya takut dilaporkan ke KPK itu. 

Kalau mau adil, bukan saya yang makan duit itu, tapi pengganti saya, menteri sesudahnya menggunakannya untuk perjalanan ke luar negeri, perbaikan rumah. Jadi ya seperti banyak orang bilang, kalau mau berantas korupsi jangan dari bawah, tapi dari atas. Kalau dari bawah, kotor lagi-lagi. Ibarat orang nyapu tangga kan.

Menurut saya bukannya makin baik pemberantasan korupsi, tapi makin tebang pilih. Rakyat Indonesia jangan pernah terkecoh, Andi dijadikan tersangka seolah-olah itu tidak tebang pilih. Memang seharusnya dia tersangka susah kalau Andi enggak tersangka. Ini menjadi pekerjaan rumah, bom waktu. Kalau pun selamat sampai 2014, bom waktu, kasihan. Sejatinya tebang pilih itu masih ada dan makin buruk.

Kasus korupsi masih marak terjadi dengan modus yang sama. Apa yang salah dengan sistem kita?

Well, implementasinya. Maaf-maaf saja, tapi manusia itu kadang-kadang kayak malaikat, kadang-kadang kayak setan. Itu terjadi mungkin karena teman-teman yang korupsi mikirnya, ooo ada yang itu selamat, ada yang itu enggak kena jeratan hukum. Jadinya orang yang melakukan korupsi makin dahsyat karena merasa dirinya punya power. DPR, Bupati, Gubernur dan menteri Semua karena mikirnya, selamat kita, punya "backingan" nih.

LABEL sebagai mantan napi kasus korupsi, ternyata hanya tipis sekali menempel di diri Rokhmin Dahuri. Pria kalem bergelar profesor itu tetap berkiprah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News