Koruptor Harus Dibunuh

Koruptor Harus Dibunuh
Rokhmin Dahuri. Foto: Arundono/JPNN
Ada tawaran jadi calon gubernur Jabar atau calon bupati Cirebon misalnya?

Memang banyak yang meminta saya, jadi Gubernur Jabar atau bupati. Tapi saya ngeri itu karena faktanya, jadi bupati atau gubernur kan harus keluar uang. Minimalnya katanya 18 miliar rupiah untuk biaya kampanye, pasang baliho. Duit dari mana saya. Duh saya membayangkannya aja sedih. Saya enggak deh. Ngeri. Cukup seperti ini saja.

Kalau Anda sendiri, merasa bersalah enggak?

Saya pun sama dengan pendapat umum. Karena itu saya tenang-tenagn saja. Semua dari Tuhan. Buktinya kita tetap dihargai, dihormati dan tetap laris manis seterusnya.

Anda sudah makan asam garam akibat tersandung kasus korupsi, Lalu apa kiat Anda untuk berantas korupsi?

Menurut saya dua. Ada yang sifatnya preventif pencegahan. Dan sifatnya represif, pemberantasan. Kalau pencegahan harus sistem dirubah. Saya selain jadi profesor saya jadi Dirjen setahunan dan jadi menteri empat tahun. Jadi saya tahu persis kehidupan birokrasi. Kalau ingin serius berantas korupsi dari akarnya itu, menurutnya saya ada empat jurus. Pertama adalah mengubah sistem penggajian yang munafik. Gajinya pegawai negeri itu kecil. Enggak cukup. Paling cukup untuk dua minggu, itu pola hidup sederhana.

LABEL sebagai mantan napi kasus korupsi, ternyata hanya tipis sekali menempel di diri Rokhmin Dahuri. Pria kalem bergelar profesor itu tetap berkiprah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News