Korut Ancam Serang AS Lagi
Pyongyang Bakal Dimasukkan List Pendukung Terorisme
jpnn.com - SEOUL - Skandal Sony Pictures mengakibatkan hubungan Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS) kian panas. Sejak Washington menuding Pyongyang berada di balik serangan cyber yang memaksa Sony Pictures membatalkan penayangan The Interview pada Hari Natal, pemerintahan Kim Jong-un menebar berbagai ancaman terhadap AS.
Dalam surat ancamannya, Korut memperingatkan seluruh penduduk AS untuk waspada. Sebab, mereka tidak hanya akan menyerang Gedung Putih dan Pentagon alias markas Departemen Pertahanan, namun juga seluruh wilayah Negeri Paman Sam. "Militer dan rakyat DPRK (Korut) sangat siap berkonfrontasi dengan AS dalam segala bentuk perang apa pun, termasuk cyber," terang Korean Central News Agency (KCNA).
Kemarin (22/12) Pyongyang ganti menuding Presiden AS Barack Obama menebarkan rumor. Sebab, Korut tidak pernah berada di balik peretasan Sony Pictures seperti tuduhan Washington.
"Tapi, kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para peretas Sony Pictures meski tidak mengenal mereka. Mereka telah melakukan hal yang benar," lanjut KCNA yang mengutip komentar pejabat senior Korut.
The Interview, film parodi tentang kisah fiksi pembunuhan Kim Jong-un, seharusnya akan tayang pada 25 Desember. Tetapi, serangan cyber terhadap Sony membuat cuplikan The Interview muncul di internet dan memantik amarah sekelompok masyarakat. Terutama masyarakat Korut yang tidak bisa menerima skenario matinya pemimpin mereka di tangan dua wartawan AS.
Selain bocoran The Interview, serangan cyber terhadap Sony itu mengakibatkan tersebar luasnya cuplikan beberapa film Holywood lain. Skrip film terbaru James Bond pun kini bisa bebas dibaca di internet. Bukan hanya itu, beberapa e-mail pribadi antara tokoh film dan produser, serta surat elektronik penting sejumlah lembaga keuangan juga bocor ke muka publik.
Akhir pekan lalu, Obama memberikan tanggapan resmi terkait dengan skandal Sony Pictures. Dia menyayangkan keputusan Sony Pictures yang membatalkan premiere alias penayangan perdana The Interview di seluruh bioskop AS karena ancaman kelompok-kelompok tidak jelas. Kelompok-kelompok itu mengancam melancarkan serangan mirip 11 September 2001 alias 9/11 jika The Interview tetap tayang pada Natal ini.
Soal tudingan tersebut, Korut menyatakan bersedia menginvestigasi skandal peretasan itu bersama AS. Pyongyang tidak yakin dengan laporan FBI dan intelijen AS yang menyebut adanya identitas Korut pada peretas. Sayangnya, AS tidak menanggapi ajakan Korut untuk bersama-sama menelusuri kasus tersebut. Obama juga memilih berpegang teguh pada laporan FBI dan intelijennya.
SEOUL - Skandal Sony Pictures mengakibatkan hubungan Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS) kian panas. Sejak Washington menuding Pyongyang
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer