Korut Ngamuk, Ancam Balas Dendam
jpnn.com, PYONGYANG - Korea Utara (Korut) enggan menggubris sanksi Dewan Keamanan (DK) PBB. Alih-alih takut atau melunak, rezim Kim Jong-un justru melawan.
Kemarin (7/8) melalui Korean Central News Agency (KCNA), Pyongyang meluapkan amarahnya.
Korut menolak sanksi-sanksi tegas yang dirumuskan Amerika Serikat (AS) dalam resolusi 2371 itu. Korut juga mengancam akan melancarkan balas dendam.
Pembalasan selalu lebih kejam. Itu pula yang Pyongyang tegaskan lewat KCNA.
"AS akan membayar mahal kejahatannya terhadap kami, ribuan kali lipat." Demikian bunyi pernyataan tertulis Pyongyang sebagaimana disebarluaskan KCNA kemarin.
Menurut Jong-un dan jajaran pemerintahannya, sanksi ekonomi baru yang DK PBB terapkan atas prakarsa AS itu merupakan bentuk pelanggaran kedaulatan Korut.
Korut geram dengan sanksi baru yang diloloskan DK PBB dengan mudah dalam pemungutan suara pada Sabtu (5/8).
Sanksi yang menarget sektor ekspor energi dan makanan Korut itu diperkirakan mengurangi pendapatan rezim Jong-un sampai USD 1 miliar (sekitar Rp 13,3 triliun) per tahun.
Korea Utara (Korut) enggan menggubris sanksi Dewan Keamanan (DK) PBB. Alih-alih takut atau melunak, rezim Kim Jong-un justru melawan.
- Donald Trump Jadi Presiden Lagi, Kim Jong-un Pasti Sangat Happy
- Jepang & Korsel Sepakat Perkuat Hubungan dengan Amerika
- Mengambek, Presiden Korsel Mangkir Sidang Pemakzulan Perdana
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik
- 179 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Korsel
- Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel