Korut Ngamuk, Ancam Balas Dendam

Korut Ngamuk, Ancam Balas Dendam
Salah satu misil Korea Utara. Foto: reuters/kcna

Kabarnya, ajakan Korsel untuk kembali menyelenggarakan reuni keluarga dua Korea juga ditanggapi dingin oleh Ri. Sebab, di mata Ri, Korsel hanyalah boneka AS.

"Dalam situasi yang kami hadapi saat ini, di mana Korsel bekerja sama dengan AS untuk membuat Korut tersudut, proposal apa pun yang mereka ajukan tidak bisa kami pastikan kesungguhannya," ungkap Ri.

Bulan lalu Pyongyang mengabaikan ajakan dialog oleh Seoul. Rezim Jong-un sengaja tidak mengiyakan atau menolak gagasan Korsel tersebut, tapi membiarkannya berlalu.

Dari forum yang sama, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyatakan bahwa dialog bukanlah solusi bagi krisis nuklir Korut.

Dan, setelah Korut meluncurkan dua ICBM (intercontinental ballistic missile) pada Juli, Washington menutup jalur perundingan.

"Perundingan hanya akan terjadi jika Korut menghentikan program rudal balistik mereka," jelasnya.

Sementara itu, melalui sambungan telepon, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Korsel Moon Jae-in sepakat untuk meningkatkan tekanan terhadap Korut.

"Dua pemimpin tersebut sama-sama menganggap Korut sebagai ancaman serius bagi seluruh negara di dunia," terang jubir Gedung Putih.

Korea Utara (Korut) enggan menggubris sanksi Dewan Keamanan (DK) PBB. Alih-alih takut atau melunak, rezim Kim Jong-un justru melawan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News