Kota Batu Gencar Promosi Pariwisata Hingga ke Malaysia
jpnn.com, BATU - Menteri Pariwisata Arief Yahya terus mengingatkan para gubernur, bupati, wali kota di seluruh Indonesia agar pintar-pintar dalam menentukan keunggulan daerahnya masing-masing.
Kepala daerah harus tahu karakter daerahnya. Paham apa potensi daerahnya yang punya keunggulan kompetitif di level dunia, yang tidak dimiliki daerah lain, bahkan di belahan dunia manapun.
Kalau Presiden Jokowi sering menanyakan, apa sebenarnya DNA bangsa ini? Agriculture tidak pernah juara, dan makin sulit mengejar reputasi menjadi juara dunia.
Manufacture juga sulit melawan dominasi China. Teknologi Informasi, kita juga tertinggal dari Amerika, Jepang, Korea, yang sudah lama hidup dengan teknologi. "Hanya pariwisata yang bisa membuat kita juara dunia!" ujar Arief Yahya, Menpar RI.
Bali sudah membuktikan, jadi destinasi nomor satu dunia. Yang mengumumkan dan memilih adalah travellers di laman milik TripAdvisor. Website yang paling terpercaya untuk tourism community.
Kota Batu, Jawa Timur, tampaknya mulai berpikir pariwisata. Lokasinya, memang sudah mendukung sejak zaman penjajahan Belanda.
Mulai dari wisata alam sampai dengan wisata buatan tersaji di Kota Batu. Belum lagi wisata kulinernya dan wisata petik apel yang sudah sangat terkenal itu.
Dinginnya Kota Batu membawa suasana baru bagi para wisatawan. Pantas saja meneer Belanda di masa lalu menyebutnya sebagai De Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa.
Menteri Pariwisata Arief Yahya terus mengingatkan para gubernur, bupati, wali kota di seluruh Indonesia agar pintar-pintar dalam menentukan keunggulan
- Indef Tanggapi Wacana Pemisahan Ekonomi Kreatif dari Kemenpar
- Fadli Zon Sering Viral di Dunia Maya, Sandiaga pun Tertawa
- Malam Hari ke Cimanggis, Sandiaga Berbicara soal Keris
- Beber Bukti Brand Lokal Bayar Rp 500 Juta Untuk Ikut Event di Paris, Wanda Hamidah: Pembohongan Publik!
- Gegara Konsep Languagepreneur, STBA LIA Dipuji Menteri Sandiaga
- Okupansi Hotel di Bali Drop Tinggal 5 Persen, PHRI Pasrah, Tolong Pak Menteri!