Kota Imigran
Dengan setengah populasinya lahir di luar negeri, Liverpool menjadi potret dari tantangan dan harapan para pendatang untuk mengejar mimpinya di Australia.
By
Klik untuk membaca ceritanya dalam format original.
“Apakah saya akan baik-baik saja di Australia? Apakah saya akan mampu belajar bahasa Inggris, mencari teman, dan berbaur dengan warganya?"
Ini adalah pertanyaan yang diajukan Zinah al-Haidari kepada dirinya sendiri. Zinah adalah pencari suaka asal Irak yang pindah bersama keluarganya ke Liverpool, negara bagian New South Wales, Australia. Kawasan ini memang dikenal terbuka bagi para pendatang.
"Karena saya berasal dari umat beragama minoritas di Irak [Mandaean], saya dan keluarganya yang mengalami diskriminasi dan rasisme," ujar mahasiswi berusia 23 tahun ini.
Dengan lebih dari 120 suku dan 140 bahasa yang dipakai, kawasan di Australia ini menjadi saksi bagaimana para pendatang berjuang dan berharap untuk mencapai mimpi mereka
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata