Kota Imigran
"Kemana pun kita melihat, Liverpool punya banyak orang yang berbeda-beda," ujarnya.
"Seperti sebuah kota festival dengan beragam jenis orang berupaya untuk bertahan hidup."
'Kita telah banyak berubah'
Liverpool adalah salah satu kawasan di Australia yang mengalami pertumbuhan cepat. Ini terlihat dari pembangunan signifikan properti dan infrastrukturnya, termasuk bandara Western Sydney yang bernilai miliaran dolar.
Populasinya sekitar 225.000 orang, tapi diperkirakan akan naik dua kali lipat dalam 20 tahun mendatang.
Sejarawan lokal Glen op den Brouw, pernah jadi presiden City of Liverpool dan District Historical Society. Ia lahir dan dibesarkan di Liverpool, setelah keluarganya pindah dari Belanda di tahun 1950-an.
Glen yang kini berusia 27 tahun mengatakan Liverpool tidak memiliki keberagaman sebelumnya.
“Hingga tahun 50an warga kita masih kebanyakan kulit putih seperti di daerah lainnya di Australia," ujarnya.
"Tidak ada keberagaman dalam banyak hal. Toko-toko semuanya sama. Kita telah banyak berubah."
Dengan lebih dari 120 suku dan 140 bahasa yang dipakai, kawasan di Australia ini menjadi saksi bagaimana para pendatang berjuang dan berharap untuk mencapai mimpi mereka
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan