Kota Leeton di Pedalaman Australia Membuka Diri untuk Pendatang dan Pencari Suaka
Ketika ayah Ali Mehdi, seorang migran asal Pakistan, meninggal pada tahun 2017, dia mulai mencari negara lain untuk pindah bersama keluarganya.
Ali berusaha mencari tempat di mana anak-anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang baik dan memiliki kebebasan bergerak. Dia akhirnya mendarat di Australia.
Setelah bertahun-tahun mengurus dokumen dan penundaan akibat COVID-19, Ali bersama keluarganya kini menetap di Leeton, sebuah kota pedalaman di New South Wales.
Berbekal gelar master di bidang perencanaan kota, dia berhasil mendapatkan pekerjaan pada pemerintah kota itu.
"Saya cukup beruntung menemukan tempat di Pemerintah Kota yang luar biasa ini. Kebanyakan orang di sini memperlakukan saya seperti... Saya tidak bisa menemukan kata untuk menggambarkannya," kata Ali Mehdi.
"Dalam perencanaan kota ada istilah yang kami gunakan, yaitu 'Kecil itu indah'. Begitu juga kota ini, Leeton," paparnya.
Kisah Ali Mehdi hanyalah salah satu kisah sukses pendatang dan pengungsi yang kini menetap di Leeton, yang menjadi subjek laporan penelitian Universitas Charles Sturt, Universitas Australia Selatan, dan Dewan Multikultural Wagga Wagga.
Laporan itu menyebutkan pada tahun 2016 Kota Leeton memiliki proporsi tertinggi orang Afghanistan di kawasan pedalaman NSW.
Di Leeton, sebuah kota pedalaman di New South Wales Australia, para pendatang dan pencari suaka merasa diterima dengan tangan terbuka
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata