Kota Tua Menjadi Pilihan Belajar, Diikuti Setiap Anak Setiap Sore
“Baru tiga tahun lalu saya benar-benar pegang kendali, saya putuskan ingin fokus dan membentuk yayasan, yang pure (murni) milik saya sendiri, donaturnya juga saya, tak lagi dipegang karyawan seperti dulu,” ucap Any yang berkaca mata hitam sambil merapihkan rambut lurusnya yang pirang.
Justru, lanjut Any, spekulasinya itu mendapat tanggapan dari kawan-kawan lamanya. Mereka ikut support, memberikan makanan dan minuman untuk anak asuhnya usai belajar.
Bukan bubur kacang hijau, susu, atau coklat. Tapu makan malam yang nikmat. “Makan nasi sama ayam,” kata Siti Anissa (14) yang mengaku senang ikut Bunda Any.
Nissa panggilannya, murid Any paling besar. Sejak awal ikut bergabung, belajar di taman itu. Gadis berkulit sawo matang itu siswi putus SD di Pasuruan, Jawa Timur.
“Berhenti kelas 3 SD, udah gitu ikut bunda, diajak bunda juga main ke rumahnya. Kalau temen-temen, sekarang udah pada kelas 2 (SMP),” tutur Siti lalu terdiam. (*)
Berakhir pekan dengan keluarga di kawasan wisata Kota Tua tentu mengasyikan. Namun, tidak demikian bagi mereka, anak-anak jalanan yang kurang beruntung.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Fikom Universitas Pancasila Buka Prodi Magister Baru, Diminati Influencer
- Gandeng ITB, IDSurvey Kembangkan Green Leadership di Kalangan Mahasiswa
- Gelar Rektor Menyapa 2024, Universitas Mercu Buana Bagikan Beasiswa
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sampaikan Kabar Baik untuk Guru, Siap-Siap Saja
- Cikarang Listrindo Kembangkan SMKN 1 Babelan Menjadi Sekolah Keunggulan
- Mendikdasmen: Gelar Hasil Karya Buka Peluang Peserta Didik Mendapat Pendidikan Bermutu