KPAD Sesalkan Pengeroyokan yang Tewaskan Dua Pelajar
"Lagi di Jakarta. Sepulang dari sini kita follow up," ujarnya.
Erry juga mengharapkan adanya investigasi yang dilakukan pihak kepolisian, agar bisa ditemukan kebenaran kronologis yang terjadi saat itu. "Sehingga anak ini (korban) tak meninggal dengan sia-sia," sebut Erry lagi.
Ia juga terus menegaskan, anak mestinya mendapat bimbingan dari orangtua, orang dewasa dan masyarakat di lingkungannya. Pasalnya, anak-anak setingkat SMA masih mencari jati dirinya.
"Dengan adanya kejadian ini, kita merasa ada kemunduran hukum di Batam ini. Anak itu dilindungi, bukan disiksa sampai mati," tegasnya.
Ditanya mengenai berapa kasus ABH terkait kasus curanmor, ia mengaku ini yang pertama kali sepanjang tahun 2016. "Saya tak bawa data. Tapi ini yang pertama kali disiksa sampai meninggal," tuturnya.
Terpisah, Nyangnyang Haris Pratamura, Ketua Komisi I DPRD Kota Batam yang membidangi masalah hukum menyesalkan aksi main hakim sendiri tersebut.
Apalagi, ada yang menyebutkan jika anak ini merupakan korban salah sasaran. Oleh karena itu, polisi diharapkan bisa merunutkan kronologis, sehingga tak ada simpang siur yang terjadi.
"Yang jelas tidak dibenarkan main hakim sendiri,' ucapnya.
BATAM - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kepri, Erry Syahrial menyesalkan tindakan warga yang main hakim sendiri terhadap dua remaja
- Begini Analisa Reza Indragiri Soal Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
- Kabagops Polres Solok Selatan Tembak Kasat Reskrim yang Usut Tambang Liar, IPW Bilang Begini
- Kompolnas Sebut Polda Sumbar Harus Ungkap Fakta Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
- Calon Bupati Biak Numfor Jadi Tersangka Pelecehan Seksual Sesama Jenis
- Kabagops Polres Solok Selatan Langsung Serahkan Diri Seusai Tembak Mati Kasat Reskrim
- Guru PPPK di Karanganyar Makin Nelangsa, Hasil Visum Tidak Bisa Dilihat, Pemerkosa Wara-wiri