KPAI Minta Tuntaskan Kasus Mbah Priok

KPAI Minta Tuntaskan Kasus Mbah Priok
KPAI Minta Tuntaskan Kasus Mbah Priok
JAKARTA - Pengusutan tragedi berdarah Tanjung Priok telah berakhir. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan adanya ekploitasi anak di bawah umur. Dari sejumlah keterangan saksi-saksi serta bukti-bukti yang ada, banyak di antara anak kecil di bawah umur ikut terlibat dalam kerusuhan. Anehnya, mereka lebih garang dibanding orang dewasa.

Ada yang membawa parang, potongan besi serta memukul dengan membabi buta. KPAI juga menemukan indikasi provokasi pada kasus tersebut. Bentuk provokasi berupa doktrin siapa saja yang membela wali akan masuk surga.   ’’Berdasarkan hasil penyelidikan dalam kerusuhan Tanjung Priok, ada oknum tertentu yang mempersenjatai anak-anak hingga menyebabkan tiga orang korban tewas dan 200 lainnya luka parah,’’ ujar Ketua KPAI Hadi Supeno.

Banyaknya anak di bawah umur yang terlibat kerusuhan diduga setelah muncul provokasi serta doktrin yang memanfaatkan psikologi masyarakat Tanjung Priok yang kental dengan nuansa mistis. Siapa saja yang membela wali dikatakan akan masuk surga. Doktrin menyebar luas di tengah masyarakat. Provokasi disebar melalui berbagai bentuk media. Baik selebaran, pesan singkat maupun melalui media internet di dunia maya.

’’Anak-anak di bawah umur menjadi brutal setelah adanya provokasi serta oknum yang sengaja mengekploitasi,’’ kata Hadi lagi. Sehingga, atas temuan tersebut, KPAI mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Oknum yang terbukti mengeksploitasi dan mempersenjatai anak dalam peristiwa tersebut harus diseret dan di bawa ke meja hijau untuk diadili.

JAKARTA - Pengusutan tragedi berdarah Tanjung Priok telah berakhir. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan adanya ekploitasi anak di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News