KPAI Tunjuk Aam Sebagai Icon Kejujuran
Rabu, 15 Juni 2011 – 07:48 WIB
Ulfa menuturkan, KPAI cukup prihatin dengan kasus yang menimpa Aam dan keluarganya. "Sudah berusaha jujur, malah mendapatkan pertentangan tetangga," tandasnya. Dia menyebut, dari kejadian ini memunculkan fenomena kejujuran di negeri ini sudah tercabik-cabik.
Baca Juga:
Untuk mengembalikan kejujuran yang sudah mulai rontok itu, KPAI mulai bereksperimen mendirikan sekolah berbasis kejujuran. Cerita yang dialami Aam itu, bakal diadopsi untuk menyemangati dan menjadi teladan siswa-siswa di sekolah berbasis kejujuran. "Sekolah kejujuran ini saat ini masih kami matangkan lagi," urainya.
Ulfa lantas mengatakan jika persoalan tadi berujung pada pelaksanaan unas yang tidak mendidik. Saat ini, dia menganggap jika unas menimbulkan perlombaan di kalangan kepala daerah hingga kepala sekolah untuk meluluskan seratus persen siswanya. "Bagaimanapun caranya," ungkap Ulfa. Termasuk cara yang dilakukan guru di SDN Gadel II Surabaya itu. Ulfa menyatakan, jika ingin dikorek lebih dalam, kasus menyontek massal tidak hanya terjadi di sekolah tersebut.
Bentuk protes dari KPAI terhadap pelaksanaan unas yang cenderung lebih mementingkan hasil ketimbang proses tersebut, disampaikan langsung ke Wamendiknas Fasli Jalal. Aduan yang berisi beberapa rekomendasi tersebut, disampaikan oleh Komisioner KPAI Badriyah Fayumi.
JAKARTA - Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) masih belum melansir hasil pembahasan evaluasi menyeluruh ujian nasional (Unas). Termasuk
BERITA TERKAIT
- Dosen FISIP UPNVJ Presentasikan Diseminasi Riset RI-Belanda di Universitas Amsterdam
- Universitas Terbuka Menggandeng UI Buka Program Vokasi Baru
- Mahasiswa President University Sabet Juara Stacks Harvard Hackathon
- Begini Cara Siswa Sekolah CH Membuktikan sebagai Agen Perubahan
- Daarut Tarmizi Rayakan Khatam Al-Qur’an 30 Juz dan Sertifikasi Guru Tahfizh
- Cerita Mendikdasmen Abdul Mu'ti Baru Menjabat Sudah Kena Omelan, Kocak