KPK Bakal Awasi Pengisian Jabatan di Instansi...

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepakat untuk bersama-sama memberantas praktik jual beli jabatan. Pasalnya, di daerah diduga kuat masih masih banyak terjadi praktik jual beli jabatan.
Padahal, Undang-Undang No. 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menegaskan bahwa pengisian jabatan pimpinan tinggi (JPT) di instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah harus melalui open bidding, yang lebih menjamin terwujudnya merit sistem.
“Kami telah membentuk tim yang setiap bulan melakukan rapat, untuk mengawal satu persatu jabatan pimpinan tinggi yang ada di daerah agar dilakukan rekrutmen terbuka,” ujar MenPAN-RB Asman Abnur di kantornya, Jumat (31/3).
Menurut Asman, pengisian JPT di kementerian dan lembaga sudah sangat bagus dilaksanakan secara terbuka. Namun di daerah memang masih banyak yang tidak mentaati, seperti yang terjadi di Kabupaten Klaten baru-baru ini.
“Kalau kepala daerah mau menerapkan sistem merit, saya yakin akan mendapat ASN yang baik, dan bisa menjadi motor perubahan di negeri ini,” katanya.
Dia menambahkan, pihaknya bersama KPK sepakat JPT Pratama (eselon 2) di daerah bisa dirotasi ke seluruh Indonesia. Dengan demikian ASN yang masih berpotensi dan memiliki prestasi yang baik namun di non-jobkan oleh kepala daerah setempat, mendapat kesempatan bekerja di daerah lain. Langkah seperti itu sudah dilakukan oleh Provinsi Jawa Timur.
“Selain potensi dan prestasi seorang ASN bisa digunakan pada daerah lain, ASN tersebut juga menjadi perekat nasional,” ujarnya.(esy/jpnn)
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepakat untuk bersama-sama
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Baru Menang Tender, Kontraktor Dimintai Rp 500 Juta, Alamak
- Tulis Surat, Hasto: Makin Lengkap Skenario Menjadikan Saya sebagai Target
- Merasa Fit, Hasto Kristiyanto Tunjukkan Dokumen Perkara di Sidang
- KPK Menggeledah Rumah La Nyalla, Hardjuno: Penegakan Hukum Jangan Jadi Alat Politik
- Ditanya Pemanggilan La Nyalla, KPK: Tunggu Saja
- Ini Respons Bahlil soal Nasib Ridwan Kamil di KPK