KPK Dalami Dugaan Aliran Gratifikasi eks Bos Lippo Group kepada mantan Sekretaris MA

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mendalami dugaan aliran gratifikasi eks petinggi Lippo Group Eddy Sindoro kepada mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi.
KPK sudah memeriksa Eddy Sindoro untuk melacak dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) Nurhadi.
“Kalau Eddy Sindoro itu sebetulnya, kan, pernah terkait dengan perkara sebelumnya. Di dalam penanganan TPPU mungkin akan diklarifikasi tekait gratifikasi apakah ada gratifikasi lain, selain perkara sebelumnya," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (20/12).
Eddy Sindoro sebelumnya sempat terjerat kasus suap mafia perkara.
Mantan Presiden Komisaris Lippo Group itu telah divonis empat tahun penjara ditambah denda Rp 200 juta subsider tiga bulan kurungan pada 6 Maret 2019.
Eddy Sindoro terbukti menyuap mantan panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Eddy Nasution sebesar Rp 150 juta dan USD 50 ribu.
Saat ini, KPK sedang mengusut dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) terkait Nurhadi.
Lembaga antirasuah menduga Nurhadi mengalihkan hasil tindak pidana korupsi ke sejumlah aset yang kini sedang diselidiki lembaga antirasuah. (tan/jpnn)
KPK sudah memeriksa eks petinggi Lippo Group Eddy Sindoro untuk melacak dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) Nurhadi.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Sentil Perlakuan KPK terhadap Agustiani Tio, Hasto: Ini Tidak Manusiawi!
- Maqdir Sebut KPK Bangun Narasi Keliru Soal Peran Hasto dalam Kasus Harun Masiku
- 7 Saksi dari JPU Tak Bisa Buktikan Kesalahan Hasto, Maqdir Bilang Begini
- Demi Uji Klaim Wahyu, Pengacara Hasto Minta Rekaman CCTV Ruang Rokok Bisa Diputar
- GMTD Terapkan Prinsip Keberlanjutan Melalui Tanjung Bunga
- Kubu Hasto Minta KPK Buka CCTV Momen di Ruang Merokok yang Diklaim Wahyu Setiawan