KPK Dalami Laporan Anas Soal Dana Kampanye Pilpres 2009
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum telah menyerahkan data hasil audit akuntan independen mengenai penerimaan dan pengeluaran dana kampanye Pemilihan Presiden (pilpres) tahun 2009 kepada KPK. Gayung pun bersambut. Lembaga antikorupsi yang dipimpin Abraham Samad itu pun menganggap laporan Anas itu begitu penting. KPK berjanji bakal mendalami laporan tersebut.
"Setiap informasi atau data yang disampaikan oleh tersangka atau saksi-saksi akan didalami oleh penyidik," kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP dalam pesan singkat, Sabtu (22/3).
Menurut Johan, pendalaman itu dilakukan apakah data itu didukung oleh fakta-fakta atau tidak. Sehingga bisa disimpulkan data dan informasi itu benar atau tidak.
Selain itu, lanjut Johan, pendalaman itu dilakukan supaya bisa diketahui apakah keterangan Anas berhubungan dengan kasus yang menjeratnya. "Serta terkait dengan penanganan kasus yang sedang disidik atau tidak," tandasnya.
Seperti diberitakan, Anas menyampaikan data tentang hasil audit akuntan independen mengenai penerimaan dan pengeluaran dana kampanye Pemilihan Presiden (pilpres) tahun 2009 kepada KPK. Namun demikian Anas tidak menyebut dana kampanye Pilpres siapa yang dilaporkannya. Ia hanya menyebut total dananya mencapai ratusan miliaran rupiah.
"Dari data awal itu tampak bahwa dari daftar penyumbang, apakah itu perseorangan atau korporasi yang jumlah totalnya Rp 232 miliar," kata Anas usai menjalani pemeriksaan di KPK, Jakarta, Jumat (21/3).
Menurut Anas, ada sebagian data penyumbang perseorangan dan korporasi yang sesungguhnya tidak menyumbang tapi hanya dipakai namanya saja. Karenanya laporan itu layak untuk diselidiki.
Pengacara Anas, Firman Wijaya menyatakan, pemberian uang muka untuk pembelian mobil Toyota Harrier berasal dari Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Firman, pemberian uang itu dilakukan secara tunai. Meski begitu dia tidak menjelaskan berapa jumlah uang yang diberikan.
JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum telah menyerahkan data hasil audit akuntan independen mengenai penerimaan dan pengeluaran dana
- Klarifikasi Menteri Agama soal Tak Ada Azan di Pantai Indah Kapuk
- Hasto jadi Tersangka, Ronny Mengonfirmasi Keterangan Bu Mega
- 5 Berita Terpopuler: Cek Fakta, Benarkah Honorer Diangkat PPPK Paruh Waktu Secara Otomatis? Begini Penjelasannya
- Tinjau Sejumlah Gereja di Bandung, Wamendagri Bima Arya Pastikan Natal Berjalan Lancar
- Oknum Polisi yang Peras WN Malasia di DWP Jalani Sidang Etik Pekan Depan
- Apa Motif 18 Polisi Peras Penonton DWP? Propam Sita Rp 2,5 Miliar